Jokowi: Kasus Perundungan Sering Ditutupi Demi Nama Baik Sekolah

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo turut menyoroti maraknya kasus perundungan atau bullying yang terjadi di sekolah. Ia mengatakan kasus-kasus perundungan itu sering kali ditutup-tutupi. Alasannya, demi menjaga nama baik sekolah.
"Saya kira yang baik adalah menyelesaikan dan memperbaiki," ujar Jokowi ketika berbicara di acara Kongres XIII PGRI di Hotel Grand Sahid Jakarta seperti dikutip dari YouTube pada Sabtu (2/3/2024).
Selain perundungan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyoroti peristiwa pelecehan yang terjadi di institusi pendidikan. Jokowi meminta hal tersebut tidak boleh lagi terjadi di sekolah.
"Jangan sampai dibiarkan berlarut-larut dan sekolah harus menjadi safe house, rumah yang aman bagi siswa-siswa kita untuk belajar, bertanya, berkreasi, bermain hingga bersosialisasi," tutur dia.
Ia berharap tidak ada siswa yang merasa takut, tertekan dan tidak betah di sekolah. "Saya menaruh harapan besar terhadap Bapak-Ibu Guru untuk menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan aman bagi anak-anak kita," katanya.
1. Jokowi berpesan kepada para guru agar cegah praktik perundungan di sekolah
Lebih lanjut, mantan Wali Kota Solo itu juga berpesan kepada para guru agar mencegah praktik perundungan tidak terjadi di sekolah. "Utamakan hak-hak anak kita, utamanya bagi korban," kata Jokowi.
Ia mengaku menaruh perhatian terhadap sektor pendidikan lantaran penting untuk pengembangan sumber daya manusia di masa depan. Oleh sebab itu, kata Jokowi, dibutuhkan, lingungan sekolah yang nyaman.
"Bila lingkungan sekolah nyaman maka dapat mencetak siswa-suswa unggul. Ini sekali lagi amat penting," tutur dia.
2. Jokowi minta guru jadi ujung tombak agar sekolah aman
Di dalam forum itu, Jokowi pun mengatakan menaruh harapan besar pada guru-guru khususnya yang hadir pada Kongres XXIII PGRI hari ini. Guru, kata Jokowi, harus menjadi ujung tombak menciptakan sekolah aman.
"Dan saya menaruh harapan besar kepada bapak ibu-guru untuk menjadi ujung tombak menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, lingkungan sekolah yang aman bagi anak-anak kita," kata Jokowi.
3. PGRI dorong Kemendikbud untuk proses sekolah yang menutup-nutupi praktik perundungan
Sementara, Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi mengatakan pihaknya tidak bisa memproses sekolah yang diduga sengaja menutup-nutupi praktik perundungan. Salah satu praktik perundungan yang kini jadi sorotan masyarakat terjadi di SMA Binus Serpong. Praktik perundungan tersebut diduga sudah berlangsung lama sebagai tradisi untuk dapat diterima di kelompok atau geng tertentu.
"Ini sebaiknya ngomongnya sama kementerian (pendidikan dan kebudayaan). Kalau kami hanya bisa mengimbau secara moral. Betul kan ya? Jadi, kepada direktorat terkait bagaimana ada mekanisme supaya lebih terbuka (praktik perundungan di sekolah)," ujar Unifah di Jakarta.
Ia tentu berharap sekolah bisa menjadi zona yang nyaman. Bukan hanya ketika berinteraksi antar siswa tetapi juga siswa dengan guru.
"Sebab, zona nyaman itu menjadi syarat bagi terjadinya proses pembelajaran yang baik," kata dia.