IDN Times/Teatrika Handiko Putri
Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan kesedihan yang dirasakannya karena akan menjadi Menristek terakhir yang ada di Indonesia.
Hal ini terkait dengan keputusan presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk menggabungkan Kemenristek dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak Jumat, 9 April 2021.
"Secara pribadi saya juga merasa tidak enak, merasa sedih, karena boleh dibilang saya menjadi Menristek terakhir karena Ristek tidak lagi sebagai Kementerian yang berdiri sendiri seperti dulu," kata Bambang dalam diskusi virtual di kanal YouTube IABIE pada Minggu (11/4/2021).
Peleburan Kemenristek dengan Kemendikbud merupakan konsekuensi dari keputusan untuk menjadikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi lembaga sendiri.
Seperti diketahui, selama ini Menristek Bambang juga menjabat sebagai Kepala BRIN dimana status BRIN menjadi badan yang dijalankan Kemenristek sehingga selalu menempel dengan Kemenristek atau biasa dikenal dengan tulisan Kemenristek/BRIN.
Bambang secara terbuka mengatakan ada pihak yang menginginkan bahwa BRIN harus dipisah. "Dan BRIN nya katanya harusnya merupakan organisasi yang melakukan penelitian secara konkret," ujar Bambang.
Meski keputusan yang diambil akhirnya adalah memisahkan BRIN dari Kemenristek, Bambang mengaku sempat mengusulkan agar Kemenristek tetap berdiri dan digabung dengan Pendidikan tinggi atau kembali menjadi Ristekdikti.
"Karena di situlah sebenarnya Kombinasi yang baik. Karena Dikti, pendidikan tinggi itu memang heavy-nya di research dan lembaga riset tentunya dengan perguruan tinggi adalah tadi komponen-komponen utama yang bisa melakukan kegiatan ilmu pengetahuan teknologi dan Inovasi di Indonesia," kata Bambang menjelaskan.
"Tapi rupanya usulan saya bukan usulan yang diambil, yang diputuskan diambil adalah yang digabungkan ke Dikbud," sambungnya.