Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberikan pesan khusus ketika menghadiri rapat koordinasi nasional Partai Amanat Nasional (PAN) di Semarang pada Minggu, (26/2/2023). Di dalam pidatonya, Jokowi mewanti-wanti agar PAN tak sembarangan memilih teman berkoalisi.
"Di dalam politik, yang namanya kerja sama itu wajib. Jangan justru politik itu memecah belah kita. Sehingga, sekali lagi kerja sama itu penting, koalisi itu penting. Jangan salah memilih koalisi," ungkap Jokowi pada Minggu kemarin di Hotel Padma, Semarang.
"Yang penting perkuat kerja sama kebangsaan kita sehingga kesatuan dan persatuan tetap terjaga," tutur dia lagi.
Ia juga menambahkan bahwa selama 8 tahun menjabat sebagai presiden sudah banyak perubahan yang terjadi. Oleh sebab itu, perubahan-perubahan tersebut harus tetap dilanjutkan.
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno menilai pesan Jokowi itu disampaikan secara lugas bahwa sebaiknya PAN tidak berkoalisi dengan parpol yang mengusung capres yang berseberangan dengan pemerintah. "Kan di sambutan kemarin, Jokowi secara lantang mengatakan PAN jangan sampai salah arah dalam menentukan koalisi. Pesannya kan ada dua. Pertama, PAN jangan berkoalisi dengan partai atau sosok yang jelas-jelas ingin berbeda dengan Jokowi," ungkap Adi kepada media di Jakarta pada Senin, (27/2/2023).
Menurutnya, tidak mungkin Jokowi akan membiarkan yang sudah dikerjakannya selama 10 tahun mulai dari infrastruktur malah ditiadakan oleh penggantinya kelak. "Pesan politik lainnya jangan sampai berkoalisi dengan parpol yang jelas-jelas mengusung politik identitas karena Jokowi begitu lantang tak menggunakan politik identitas," tutur dia lagi.
Ia tak menampik bahwa pesan sederhana yang disampaikan oleh Jokowi meminta agar PAN tak berkoalisi dengan NasDem dan Anies Baswedan. Apakah ini berarti, PAN sudah tutup pintu bagi sosok Anies?