Ilustrasi beras yang dijual di pasar tradisional. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut harga beras mulai merangkak naik pada periode Juni-Juli 2024. Harga beras sempat mengalami deflasi pada periode April-Mei.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan inflasi beras yang terjadi dua bulan terakhir ini karena jumlah produksi beras berkurang setelah puncak panen raya padi. Beras merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi pada Juli 2024.
"Tingkat inflasi beras pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,94 persen andil inflasi beras terhadap keseluruhan inflasi adalah 0,04 persen pada Juli 2024. Inflasi beras terjadi di 25 provinsi ini menunjukkan bahwa inflasi beras tidak terbatas terjadi pada satu wilayah tetapi juga terjadi di berbagai wilayah Indonesia," tegas Amalia dalam Konferensi Pers, Kamis (1/8/2024).
Kenaikan harga beras juga dibarengi dengan naiknya harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada Juli 2024 sebesar 5,28 persen secara month to month (mtm) dan naik sebesar 15,43 persen secara year on year (yoy), serta Gabah Kering Giling naik 4,49 persen (mtm) dan 12,19 persen (yoy).
BPS mencatat kenaikan GKP pada Juli 2024 sudah di atas harga pembelian pemerintah yang dipatok Rp6.000 per kilogram.
"Jadi ternyata bahwa fluktuasi harga beras turun dan naik ini sangat dipengaruhi jumlah pasokan atau produksi beras di domestik," tuturnya.