Jakarta, IDN Times - Pemerintah Pusat berencana menggalakkan rapid test sebagai langkah menanggulangi penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19. Apa yang membedakan dari tes sebelumnya adalah rapid test menggunakan darah sebagai spesimennya, bukan lagi tes swab yang mengambil jaringan sel dari hidung atau tenggorokan.
Menurut Presiden Republik Indonesia Joko “Jokowi” Widodo, rapid test dinilai efektif dan efisien untuk mengetahui apakah seseorang terjangkit virus corona atau tidak.
“Saya minta alat diperbanyak dan diperbanyak tempat-tempat untuk melakukan tes dan melibatkan rumah sakit, baik pemerintah, BUMN, Pemda, RS TNI, Polri, dan swasta, dan lembaga riset yang dapat rekomendasi Kemenkes,” kata Jokowi dalam rapat terbatas secara daring bersama Tim Gugus Tugas COVID-19, Kamis (19/3).
Untuk merealisasikan keinginan Jokowi, tidak tanggung-tanggung, BUMN telah memesan 500 ribu alat rapid test dari Tiongkok. Pemerintah berharap, alat rapid test ini bisa mengetahui apakah seseorang terjangkit virus corona dalam waktu 15-30 menit. Tidak seperti tes sebelumnya, RT-PCR atau PCR, yang bisa memakan waktu berhari-hari.
