Surabaya, IDN Times - Tepat sebulan lalu, yaitu tanggal 2 Oktober 2018, kita disuguhi
sebuah drama breaking news yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta. Kala itu, wajah-wajah familiar dalam dunia politik berhadap-hadapan dengan sorot kamera
wartawan.
Tokoh utamanya adalah calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. Topik kuncinya adalah anggota tim suksesnya, Ratna Sarumpaet, yang mengaku telah dianiaya oleh orang tak dikenal hingga lebam dan harus dirawat di rumah sakit.
"Ini, menurut kami, adalah tindakan yang represif, tindakan yang di luar kepatutan, tindakan
[yang] jelas pelanggaran hak asasi manusia, bahkan tindakan pengecut," ujar Prabowo
dengan ekspresi serius kala itu.
Polisi yang tak mau tinggal diam, lalu mengusut klaim penganiayaan tersebut. Hasil investigasi polisi membuat publik tercengang. Betapa tidak, polisi mengindikasikan bahwa Ratna berada di rumah sakit estetika di hari di mana dia disebut mengalami penganiayaan.
Setelah terdesak, Ratna pun mengaku di depan publik bahwa penganiayaan itu adalah
kebohongan. Ratna sebenarnya baru menjalani operasi plastik.