Lubang gorong-gorong di lapas kelas 1 Tangerang, yang dijadikan sebagai tempat kaburnya napi WNA Tiongkok (Dok. Lapas Kelas 1 Tangerang)
Dari hasil pemeriksaan sejumlah petugas di lapas, ternyata mereka tengah tertidur saat Cai Changpan kabur. Bahkan, petugas lapas baru mengetahui Cai tidak ada di sel setelah 11 jam berlalu. Selain itu, berdasarkan keterangan saksi dan CCTV, dia juga sempat mampir di warung rokok dekat lapas.
"Kami mendalami petugas yang menjaga menara, (dia) ketiduran saat itu. (Petugas) menjaga yang CCTV dan penjaga senter (lampu sorot) itu ketiduran juga. Kami masih dalami semua apakah ada yang mencoba membantu tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.
Upaya melarikan diri ini telah direncanakan Cai Changpan selama 8 bulan lamanya. Dia telah merencanakan aksi ini dengan matang. Dia melubangi lantai kamar selnya setiap malam hingga dini hari.
"Dia bekerja jam 10 malam sampai jam 5 pagi. Jadi kalau dilihat kondisi, ini tempat tidur dia geser baru dilubangi," kata Yusri.
Dia menutupi aksinya dengan cara menggeser tempat tidur.
"Tempat tidur dua tingkat, dia geser, gali, dan tutup lagi. Itu selama 8 bulan dia lakukan," imbuh Yusri.
Dalam waktu sehari, dia berhasil mengumpulkan dua kantong plastik tanah bekas galian, di mana total ada dua dumb truck tanah yang selama ini dikumpulkan Chai Changpan. Tanah itu dia buang ke tong sampah.
Setelah berhasil melubangi selnya, Changpan berhasil keluar sel dan lapas melewati gorong-gorong.
“Sudah diuji coba penyidik saat olah TKP. Mulai masuk sampai keluar 30 meter, memakan waktu 21 menit. Cukup lama," kata Yusri.
Changpan sejatinya sempat mengajak teman satu selnya untuk kabur, namun dia malah kabur dengan membawa ponsel temannya itu.