Pemrov DKI Jakarta sudah menyiapkan kawasan Monas menjadi area pertandingan balap mobil listrik Formula E pada Juni 2020 mendatang. Rencananya agenda tersebut akan di lakukan di kawasan Monas selama lima tahun berturut-turut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan biaya penyelenggaraan Formula E mencapai Rp1,6 triliun. Walau angka ini cukup besar, Anies optimistis duit tersebut tidak akan terbuang sia-sia.
Bocoran lokasi sirkuit ini diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sadikin Aksa.
"Sirkuit ini hasil diskusi banyak pihak dan IMI terlibat di dalamnya dan berdiskusi juga dengan desainer sirkuitnya. Sebetulnya belum boleh diungkap tapi benar bahwa akan dilakukan di kawasan Monas," kata Aksa seperti dikutip dari Antara, Minggu (22/9).
Pemilihan kawasan Monas kata Aksa, karena posisi yang strategis dan memiliki nuansa historis tersendiri.
Namun, banyak pihak yang mempertanyakan rencana Anies ini. Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra mempertanyakan kajian investasi Formula E. Menurutnya, ajang balap internasional yang menelan biaya triliunan itu harus disertai kajian yang matang.
"Kenapa kita ngotot mendorong program ini, padahal secara keuangan kita sedang defisit. Bahkan sampai hari ini kita tidak pernah dapat kajian investasinya," kata Anggara di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (7/11).
Dia mengatakan, Pemprov DKI belum memberikan kajian soal untung rugi ajang balap internasional ini. Terlebih, saat ini DKI Jakarta sedang mengalami defisit anggaran.
"Kondisi keuangan kita sedang defisit. Kalau ngotot bicara olahraga investasi, kita tidak punya atlet untuk bertanding di Formula E. Lalu siapa yang mau di-support?" kata politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini.
Selain itu, ia mempertanyakan alasan Pemprov DKI yang ingin mengampanyekan kendaraan listrik lewat ajang tersebut. Baginya alasan itu tidak tepat. Jika ingin mendorong mobil listrik, Pemprov DKI seharusnya membangun infrastruktur yang mendukung kendaraan listrik.