Jakarta, IDN Times - Memori pahit Maria Katarina Sumarsih, ibu mendiang Bernadinus Realino Norma Irmawan alias Wawan, korban pelanggaran HAM Semanggi I pada 1998, kembali berputar setelah mendengar kata Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa atau Pam Swakarsa.
Setidaknya ada tiga kata kunci yang terlintas dalam ingatannya saat peristiwa 22 tahun silam menimpa anaknya.
“Setiap mendengar kata Pam Swakarsa, yang ada di pikiran saya itu adalah tragedi Semanggi I 13 November 1998, Panglima ABRI Wiranto, dan Kepala Staf Komando Strategis Angkatan Darat Mayor Jendral Kivlan Zein. Ini yang ada keterkaitannya dengan Pam Swakarsa,” kata Sumarsih kepada IDN Times, Jumat (29/1/2021).
Pam Swakarsa kembali mengemuka dalam uji kepatutan dan kelayakan calon Kapolri di DPR RI. Kata itu keluar dari mulut Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang baru saja dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden Joko 'Jokowi' Widodo di Istana Negara pada Rabu, 27 Januari 2021.
Dalam visi misinya sebagai calon tunggal kapolri, Listyo menyebut akan mengaktifkan kembali Pam Swakarsa. Pasukan itu diharapkan bisa terlibat dalam mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Tentunya ke depan Pam Swakarsa harus lebih diperanaktifkan dalam mewujudkan harkamtibmas," kata Listyo di ruang Komisi III DPR RI pada Rabu, 20 Januari 2021.