Program Desa Bebas Api Asian Agri. (asianagri.com)
Rahman Pasaribu, pemimpin kru Masyarakat Peduli Api di Desa Lubuk Ogong, mengakui bahwa sebelum adanya program ini upaya pencegahan kebakaran hutan tidak terkoordinasi dengan baik. Mewakili warga Lubuk Ogong, Rahman menyatakan bahwa program ini sangat bermanfaat dan membantu masyarakat.
Menurut Rahman, tim relawan yang juga merupakan warga setempat, secara aktif memantau desa yang luasnya mencapai 16.330 hektare ini supaya tidak muncul api. Salah satu caranya adalah memanfaatkan teknologi komunikasi melalui grup WhatsApp untuk bertukar informasi.
Selama pandemik COVID-19, tim Program Bebas Api Asian Agri juga terus berkoordinasi dengan memanfaatkan sistem teknologi dan komunikasi yang optimal dalam upaya pencegahan karhutla.
Pemaksimalan fungsi aplikasi pemantauan titik panas ini dirilis oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja tim di tengah kondisi yang tidak menentu karena pandemik. Aplikasi tersebut bernama Lapan: Fire Hotspot yang memberikan deteksi dingin adanya titik panas secara real time dengan menggabungkan peta Google Earth dan sistem deteksi LAPAN.
Tak hanya itu, Asian Agri juga memanfaatkan teknologi pesawat tanpa awak atau yang awam disebut drone untuk memantau titik api. Penggunaan drone telah membantu pengawasan dan penanggulangan potensi karhutla khususnya di Provinsi Riau.