Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Asisten Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kemen PPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih saat ditemui di kantornya di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (6/10/2023) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyoroti kasus kebakaran lahan dan hutan (karhutla) yang terjadi di Sumatera Selatan hingga Jambi belakangan ini.

Asisten Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan KemenPPPA Amurwani Dwi Lestariningsih mengatakan, kondisi lingkungan memengaruhi tumbuh kembang anak. Salah satunya anak jadi tidak bebas berkegiatan di luar ruangan karena kondisi udara yang buruk. Maka dia meminta pemerintah mempunyai sikap bahwa karhutla adalah kondisi meresahkan.

"Tentu kita mengharapkan pemerintah untuk bekerja sama dengan kementerian atau lembaga terkait, untuk menyikapi kebakaran hutan ini sebagai hal yang serius, karena jangan sampai hak anak untuk bermain itu tidak bisa dilakukan secara maksimal, artinya anak tidak bisa dicegah hanya bermain di dalam rumah terus-terusan. Karena dia butuh berkembang," kata dia saat ditemui di kantor KemenPPPA, Jakarta Pusat, Jumat (6/10/2023).

1. Anak tetap punya hak bermain di luar

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kemen PPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih (kiri) dan Dokter Spesialis Anak, Ahli Respirologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A(K) (kanan) saat diskusi di KemenPPPA, Jumat (22/9/2023) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Padahal menurutnya, sistem pendidikan yang ada mendorong anak untuk mengeksplorasi kegiatan dan hal-hal yang ada di sekitarnya.

"Hak anak untuk bermain di luar itu, menjadi penting juga. Isu karhutla kalau bisa segera diminimalisir," kata dia.

Dia berharap pemerintah bisa menangani kasus ini, supaya anak bisa mengeksplor dan berkembang, bermain dan belajar selayaknya dengan bebas serta aman.

2. PJJ tetap jadi pilihan melihat kondisi udara yang ada

Ilustrasi PTM (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Dia mengatakan, memang saat ini siswa-siswi sudah kembali dalam pembelajaran tatap muka atau PTM. Namun, kondisi ini harus dikoordinasikan dengan situasi udara yang sedang tidak baik.

Meski ada dorongan agar anak-anak bisa mengeksplorasi sekitar, menyelenggarakan sekolah dari rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga tetap jadi pilihan.

"Nah ini yang kemudian kalau menurut dokter  anak waktu itu ya, sementara ya mereka harus di dalam rumah, karena kondisinya tidak bagus untuk paru-paru mereka," katanya.

3. PJJ bisa tekan ISPA pada anak

Ilustrasi PTM (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Meski demikian, Amur mengakui bahwa penerapan PJJ mempu untuk menekan kasus ISPA agar tidak terus menimpa anak dan semakin bertambah. Apalagi ada beberapa sekolah yang menerapkan sistem ini di kondisi polusi udara yang meningkat.

"Beberapa sekolah yang melakukan pembelajaran secara daring untuk mencegah penyakit-penyakit seperti ISPA itu," katanya.

Editorial Team