Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan angka kasus COVID-19 akan terus naik. Hal itu lantaran ia tengah menggenjot 3T, khususnya di bagian tes dan pelacakan.
Mantan Wakil Menteri BUMN itu meniru strategi yang dilakukan oleh India untuk mengurangi laju penularan COVID-19. Caranya dengan melakukan identifikasi secepatnya siapa saja yang melakukan kontak erat dengan orang yang terpapar COVID-19, lalu individu tersebut diisolasi.
Sesuai dengan ketentuan di Badan Kesehatan Dunia (WHO), bila ada satu orang yang terpapar maka harus dilakukan pelacakan ke 30 individu dalam kurun waktu 14 hari terakhir. Bila hal tersebut dilakukan secara konsisten maka angka kasus COVID-19 di Tanah Air diprediksi naik.
"Jadi, saya sudah ingatkan ke Bapak Presiden, ini yang terjadi di India di mana jumlah kasus akan terlihat naik, karena akan lebih banyak yang terlihat. Namun, bapak-ibu tidak perlu panik. Lebih baik kita lihat real-nya (angka COVID-19 di Indonesia) seperti apa, sehingga strateginya benar, daripada kelihatannya sedikit padahal kenyataannya (angka COVID-19) jauh lebih banyak," kata Budi ketika memaparkan di forum rapat dengar pendapat dengan komisi IX pada Selasa (9/2/2021).
Oleh sebab itu, Budi membebankan anggaran lebih banyak di bagian hulu atau tes dibandingkan hilir atau kuratif. Berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk upaya pencegahan ini?