Virus SARS-CoV-2 (bintik kuning) menginfeksi sel apoptotik (merah) ANTARA FOTO/Institute of Allergy and Infectious Diseases, NIH/Handout via REUTERS_
Munculnya kalster baru dan melonjaknya angka terkonfirmasi positif COVID-19 ditanggapi serius oleh Ahli Epidemiologi Sumbar, Defriman Djafri. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada ledakan kasus yang sangat tinggi lagi. Positive rate berada di angka 17,6 persen sebagai angka tertinggi sejak pandemik menyerang Ranah Minang.
“Melihat situasi saat ini, potensi adanya ledakan kasus positif COVID-19 bisa saja terjadi apabila tidak segera diantisipasi dengan cepat. Laju kematian yang sempat bisa kita tekan pada 2020 lalu, kini melonjak tajam. Angka kematian kita tinggi,” kata Defriman.
Menurutnya, ketakutan terhadap bahaya penyebaran COVID-19 terkesan sudah hilang. Meski Perda AKB sudah ada, namun adaptasi sama sekali tidak terbangun. Malah yang kondisi sekarang ini tampak seperti kembali normal.
“Salah satu penyebabnya adalah komunikasi risiko yang tidak sampai ke masyarakat. Kebijakan jalan tengah yang diambil seakan tarik-menarik antara pertimbangan ekonomi dan penanganan pandemik. Ditambah lagi urusan ibadah, seperti mengurai antara keyakinan, pengetahuan, dan kepedulian. Ini yang kadang-kadang tidak sejalan,” tutup Defriman.