Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
M Agung Rajasa/ANTARA FOTO

Minggu (1/1) pagi, sebuah kecelakaan terjadi di tengah laut lepas dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Sebuah kapal pengangkut ratusan penumpang, Zahro Express, yang hendak liburan ke Pulau Tidung hangus seluruh akibat terbakar. Dalam laporan Kompas.com, usai dilahap si jago merah, yang tersisa dari kapal hanya bagian dasar. Sisanya, sekitar 90 persen bagian kapal habis terbakar.

Zahro Express mengangkut ratusan penumpang yang hendak berlibur tahun baru di pulau Tidung. Namun, di tengah perjalanan, kapal tiba-tiba terbakar. Alhasil kapal pun tenggelam dan para penumpang yang panik pun berhamburan di laut lepas. Seperti diberitakan Tempo.co, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, A. Tonny Budiono menyebut adanya pelanggaran jumlah penumpang kapal.

Maksimal 100 orang, tapi kapal mengangkut hampir 200 penumpang.

Default Image IDN

Tonny mengatakan bahwa ada perbedaan antara jumlah penumpang sebenarnya dengan manifes keberangkatan. Berdasarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB), kapal itu hanya diizinkan untuk menampung 100 penumpang. Nyatanya, jumlah orang yang menumpang kapal tersebut tercatat 184 orang. Namun, Tonny tidak bisa menyebut kalau penyebab kebakaran adalah terlalu banyaknya jumlah penumpang. Yang jelas, kata dia, saat itu mesin kapal sudah mengeluarkan percikan api dan merambat dengan cepat karena dekat dengan tangki bahan bakar.

Kepanikan saat Zahro Express Terbakar.

Default Image IDN

Sebuah video muncul di media sosial dan telah disebar berbagai pengguna terkait detik-detik kapal tersebut terbakar. Dalam video dapat terlihat para penumpang yang sudah berhamburan di laut lepas dan ada juga telah diselamatkan. Asap hitam pun terlihat mengepul dari jauh yang diduga merupakan kapal Zahro Express.

90 persen bagian dari kapal tersebut terbakar. Semua bagian atas dari buritan, lokasi penumpang, hingga ruangan nahkoda pun hangus terbakar. Tak hanya itu, mesin belakang kapal hanya tersisa beberapa bilah kayu terapung di lautan. Petugas SAR yang membantu proses evakuasi pun harus 'mengeruk' bangkai kapal. Mereka masih menemukan titik api ketika mengangkat jenazah yang ikut terbakar.

23 orang meninggal dunia.

Default Image IDN

Kementerian Perhubungan pun mencatat dari 184 penumpang, 130 orang selamat, 23 meninggal dan 31 lainnya terluka. Pada Senin (2/1) siang, Wakil Kepala Rumah Sakit Polri, Komisaris Besar Musyafak menyebut kalau 23 korban kapal Zahro Express, baru satu yang teridentifikasi dengan inisial PF. Sementara 22 jenazah lainnya masih menjalani visum oleh tim forensik rumah sakit Polri.

Sebuah pembelajaran untuk melakukan pengawasan dan perbaikan infrastruktur penyeberangan.

Default Image IDN

Melalui rilis yang diterima IDNtimes.com, pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menyebut jika pihak pengelola masih sering lalai dalam pengawasan manifes dan ketersediaan instrumen keselamatan. Manifes yang dimaksud adalah pengelolaan terminal penumpang saat di pelabuhan masih sering kecolongan.

Penyediaan instrumen keselamatan kapal juga masih banyak yang abai. Minimal di kapal apapun harus tersedia pelampung.

Awak kapal, menurut Djoko, juga harus mendapat sertifikasi agar keamanan dalam perjalanan lebih terjamin. Semestinya, penyediaan kapal wisata menjadi perhatian. Terlebih apabila menuju Kepulauan Seribu. Kapal menjadi moda transportasi paling diandalkan dan dipercaya. Djoko menganggap harusnya perhatian khusus dan lebih terawat diberikan pada sarana-sarana tersebut.

Editorial Team