Proses awal untuk daur ulang sampah (IDN Times/Sunariyah)
Olivia mengatakan, di tahun pertama terbentuknya BWC, pihaknya benar-benar belajar tentang sampah. "Gak ngerti jenis-jenisnya apa, gak ngerti bagaimana pengumpulan dan lain-lain, jadi kita membuat sebuah entitas profesional untuk pengelolaan sampah, sedikit diformalkan supaya edukasinya berjalan dengan baik," ucapnya.
Kini setelah dilengkapi dengan legalitas, BWC telah berubah menjadi unit usaha pengelolaan sampah profesional yang tidak hanya bisa membantu mengatasi masalah sampah di Bali, tapi juga mewujudkan sirkular ekonomi bagi masyarakat setempat.
Sirkular ekonomi terwujud dari pembentukan pengepul kecil yakni warga yang mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah, dan kemudian menjual sampah tersebut ke pengepul besar, lalu pengepul besar menjualnya ke BWC. BWC sendiri kemudian menjual sampah-sampah yang sudah dipilah ke pabrik pengelolaan sampah atau industri untuk di daur ulang menjadi produk lain.
Sebagai pengelola berbagai jenis sampah yang selanjutnya akan dikirim ke pabrik daur ulang, BWC mempekerjakan banyak karyawan. Banyak di antaranya bertugas memilah sampah, sebelum kemudian dipress dan pengepakan hingga akhirnya dikirim ke pabrik.
Karena memiliki visi menjadikan Provinsi Bali benar-benar bersih, asri, lestari, dan indah, BWC menerima semua jenis sampah dari pengepul, seperti sampah botol plastik, sampah kantung kresek, kertas, logam, kaca dan lain-lain. Salah satunya adalah sampah kemasan produk L'Oreal.
Kemasan plastik produk L'Oreal yang tergolong jenis HDPE dicacah hingga dalam ukuran kecil, dan kemudian hasil cacahan nantinya akan menjadi pellet yang merupakan bahan baku material industri. Sedangkan kemasan dari kaca dihancurkan menjadi serbuk kaca, untuk nantinya diolah menjadi bahan baku material pembuatan kaca.
Beberapa produk daur ulang yang bahannya berasal dari sampah kemasan kosmetik L'Oreal seperti tali rapia, pot, dan gantungan baju.