Petugas medis memindahkan pasien COVID-19 dari ambulans ke fasilitas kesehatan di Kirkland, Washington, Amerika Serikat, pada 24 Maret 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/David Ryder)
Selain anggaran, kata Diah, sistem kesehatan yang baik juga harus didukung regulasi yang kuat. Besaran Produk Domestik Bruto (PDB), yang berimbas kepada tingginya porsi anggaran kesehatan, juga tidak serta-merta menandakan sistem kesehatan negara tersebut baik.
Diah mencontohkan Amerika Serikat, yang angka penderita virus corona mencapai ratusan ribu, bahkan kini terbanyak di dunia, mengalahkan Tiongkok yang menjadi awal mula munculnya COVID-19 ini.
“Amerika itu health system-nya gak dirawat. Indikatornya apa? Misal orang sakit, dia bisa langsung pergi ke spesialis, jadi gak ada sistem rujukan. Sistem persaingan asuransinya juga (kurang baik), jadi memang dibangun dengan sistem kapitalisme. Jadinya pelayanan kesehatan tidak equal untuk semua orang. Dan ini tanpa disadari memperlemah sistem kesehatan yang sebenarnya,” kata dia.