Islam terbukti mampu tampil sebagai pencerah dan transformator: dari masyarakat yang diselimuti kebodohan menjadi masyarakat bermartabat dan berperadaban. Islam bukan hanya memberi arah perjuangan bangsa hingga mencapai kemerdekaannya tetapi, lebih jauh lagi, di Indonesia, Islam merekatkan wilayah-wilayah di Nusantara dalam kultur keindonesiaan yang kuat, bahkan menjadi modal utama integrasi bangsa. Benar, keislaman dan keindonesiaan demikian menyatu dalam pelbagai ekspresi budaya Nusantara. Sangat mengakar.
Berkenaan dengan kutipan rilis yang diterima tersebut, di tengah problematika yang dihadapi Indonesia saat ini, Kemenag berencana membuat "Video Serial dan Podcast Karya Riset". Cerita-cerita dalam video series yang berdurasi kurang lebih 30 menit dan bertema “Musik untuk Hati” itu sendiri akan diambil dari karya riset Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi, Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI.
“Dengan visualisasi melalui video series ini akan ditunjukkan wajah kultural Islam Indonesia yang moderat, terbuka, dan toleran serta menghargai perbedaan; wajah Islam yang mengakar kuat dalam tradisi lokal,” tutur produser webseries “Musik untuk Hati”, Deden Ridwan, dalam rilis yang diterima.