Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kemenag gelar peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024 (dok. Kemenag)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Agama (Kemenag) membeberkan saat ini memiliki seribu madrasah inklusi di seluruh Indonesia. Hal itu disampaikan dalam acara peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024.

Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengatakan ruang belajar yang ramah bagi siswa penyandang disabilitas harus terus diperbanyak. Sehingga, mereka memiliki hak yang sama dalam mendapat pendidikan.

"Setiap anak adalah kekasih Tuhan, dan siapa pun yang mencintai mereka akan mendapatkan keberkahan yang tak terhingga," ujar Nasaruddin Umar dalam keterangannya, dikutip Kamis (5/12/2024).

1. Pengadaan madrasah inklusi tanggung jawab negara

Kemenag gelar peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024 (dok. Kemenag)

Nasaruddin menyampaikan, pengadaan madrasah inklusi merupakan tanggung jawab benara. Menurutnya, negara memiliki tanggung jawab untuk mendidik semua anak bangsa.

“Semangat inklusivitas dan keberagaman adalah simbol bahwa bangsa ini terus bergerak menuju masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan,” kata dia.

2. Istri Menag jadi Bunda Inklusi Kemenag

Kemenag gelar peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024 (dok. Kemenag)

Dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024, istri Menteri Agama, Helmi Halimatul Udhmah, dijadikan sebagai Bunda Inklusi Kemenag. Helmi meminta kepada madrasah untuk tidak segan menerima siswa disabilitas dan memberikan fasilitas yang baik kepada mereka.

"Dengan hampir 50.000 siswa penyandang disabilitas di madrasah, kita harus menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung potensi mereka," ucap Helmi.

Saat ini, sudah ada peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 1 Tahun 2024, tentang Akomodasi yang Layak bagi Penyandang Disabilitas menjadi dasar untuk menciptakan fasilitas yang memadai di madrasah.

3. Jumlah madrasah saat ini ada 55 ribu

Kemenag gelar peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024 (dok. Kemenag)

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Abu Rokhmad, mengatakan saat ini ada 55 madrasah. Menurutnya, jumlah madrasah inklusi kini mengalami peningkatan pesat.

Pada 2021, jumlah madrasah inklusi hanya ada 77 unit. Namun, pada 2024, jumlah madrasah inklusi menjadi seribu unit.

“Saat ini, kami memiliki sekitar 55 ribu madrasah di Indonesia, dengan 50 ribu siswa penyandang disabilitas yang sudah terlayani melalui madrasah inklusi ini,” ujar Abu.

Abu menjelaskan, madrasah inklusi merupakan madrasah reguler yang memiliki fasilitas ramah terhadap disabilitas, mulai dari penyediaan kursi roda, ramp way, guiding block, literasi braille, komputer khusus hingga aplikasi pendukung bagi siswa disabilitas.

Abu mengakui, penyediaan fasilitas ramah disabilitas tidak mudah. Namun, Kemenag akan berupaya terus memperbanyak madrasah inklusi sesuai dengan asta cita Presiden Prabowo Subianto.

“Kami akan terus berupaya agar madrasah menjadi tempat yang mendukung tumbuh kembang anak-anak istimewa, tempat mereka merasa diterima, dihargai, dan diberi kesempatan untuk berkembang sesuai potensi masing-masing,” ucap Abu.

Editorial Team