Ilustrasi ibadah haji (IDN Times/Sunariyah)
Menag juga mengangkat kisah Kakbah sebagai rumah pertaubatan pertama di bumi, yang dibangun di Makkah. Kakbah merupakan replika dari Baitul Ma’mur, tempat para malaikat bertawaf di langit ketujuh. Ritual tawaf oleh jemaah haji sejatinya adalah gerakan spiritual yang meniru malaikat, menggugurkan dosa, dan menyatukan diri dengan poros ilahi.
“Hajar Aswad dulunya batu putih, berubah karena dosa manusia. Kini hanya tersisa tujuh butir seukuran kemiri karena pernah dicuri, namun maknanya tetap suci,” kata Menag.
Menag juga menyinggung pemikiran Ibnu Arabi dalam Futuhat al-Makkiyah bahwa pahala 100 ribu kali lipat tak hanya di pelataran Kakbah, tapi mencakup seluruh wilayah Tanah Haram.
Turut hadir dalam acara ini Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Dahnil Anzar Simanjuntak, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Dirjen SDM Kesehatan Yuli Farianti, Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Bob T Ananta, Direktur Bina Haji Musta'in Ahmad, Sekretaris Ditjen PHU M Arfi Hatim, Direktur Pengelolaan Biaya Operasional Haji Ramadhan Harisman.
Hadir juga Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nugraha Stiawan, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhammad Zain dan para pejabat eselon II Kemenag dari seluruh Indonesia, tenaga ahli, staf khusus Kementerian Agama, serta seluruh jemaah haji Indonesia yang terhubung secara luring dan daring.
Dengan terselenggaranya bimbingan manasik haji nasional ini, diharapkan jemaah calon haji Indonesia tidak hanya siap secara syar’i, tetapi juga mampu memaknai haji sebagai perjalanan transformasi diri menuju maqam tertinggi sebagai insan yang mabrur—terlebih dalam keberkahan tahun Haji Akbar yang penuh keutamaan dan rahmat ini.