Jakarta, IDN Times - Pemerintah Saudi mengatakan kepada umat Muslim di seluruh dunia untuk menunggu dan tak langsung menunaikan ibadah haji di tahun ini. Mereka memilih ingin mendapatkan kepastian lebih dulu apakah aman untuk tetap menyelenggarakan ibadah haji di tengah pandemi virus corona.
Hal itu disampaikan oleh Kementerian untuk Haji dan Umrah Saudi melalui siaran televisi pada Selasa (31/3) kemarin. Menurut Menteri Saleh Benten, Saudi sesungguhnya siap menerima kedatangan sekitar 2,5 juta umat Muslim dari seluruh dunia untuk beribadah haji.
"Tapi, dalam kondisi saat ini, ketika kita berbicara mengenai pandemi global, Kerajaan Saudi sangat ingin melindungi kesehatan Umat Muslim dan warga kami. Sehingga, kami minta kepada saudara-saudara kami umat Muslim di seluruh dunia untuk menunggu sebelum melakukan (haji) hingga situasi lebih baik," ujar Saleh ketika berbicara di stasiun televisi milik pemerintah, Al-Ekhbariya.
Bila Saudi nantinya memutuskan untuk menunda ibadah haji, maka ini jelas akan memukul perekonomian mereka. Sebab, ibadah haji menjadi salah satu pemasukan ekonomi utama bagi Saudi. Apalagi di bawah kepemimpinan putra mahkota Pangeran Muhammad bin Salman, ia ingin melakukan reformasi ekonomi Saudi dan tak semata-mata hanya mengandalkan minyak.
Lalu, bagaimana Kementerian Agama menanggapi imbauan ini?