Kondisi di Jamarat, Mina, Minggu (16/6/2024), saat jemaah haji akan melakukan lempar jamrah Aqabah. (IDN Times/Faiz Nashrillah)
Kemenag juga memberikan layanan khusus, sesuai Keputusan Dirjen Nomor 137 yang mengatur tentang pentunjuk pelaksanaannya. Pertama, program murur tujuannya untuk mengurai kepadatann di Mudzdalifah, kedua untuk mempercepat pergerakan dari Arafah ke Mina.
"Ini akan diikuti sekitar 25 persen jemaah kita, sekitar 51 ribu jemaah dengan kriteria lansia, resti, difabel, yang kalau mereka turun naik dari Arafah, Mudzalifah, Mina akan memperlambat pergerakan, yang dikhawatirkan nanti jemaah terjebak di Mudzdalifah. Maka kita percepat dengan murur," kata Muchlis.
"Yang murur sudah diprogramkan sejak tahun lalu dan cukup berhasil dengan mempercepat perjalanan jemaah kita, tahun lalu pukul 07.30 WAS sudah selesai jemaah kita," sambungnya.
Selain itu, ada juga tanazul, program baru pelayanan haji yang sebelumnya dilakukan secara mandiri. Program ini baru akan kita laksanakan tahun ini. Tujuannya ada dua, mengurai kepadatan di Mina, dan memberikan kemudahan, keamanan, kenyamanan, serta keselamatan buat jemaah.
"Karena Mina karakternya itu kan selalu padat ya, fasilitasnya terbatas. Areanya juga terbatas. Karena itu, kita ambil pilihan jemaah kita ditanazulkan ya, artinya diperbolehkan menempati hotel-hotel asal mereka, dan kita pilih 95 kloter 37.407 jemaah yang hotelnya memang berdekatan dengan Jamarat. Sehingga kalau pun mereka harus melontar, jaraknya lebih deket dari hotel ke Jamarat ketimbang dari tenda ke Jamarat," kata Muchlis.
Muchlis menjelaskan tanazul akan memberikan kemudahan kepada jemaah dan secara fikih sudah selesai dibicarakan para ulama, sehingga ini mejadi pilihan bagi jemaah. Para jemaah yang melakukan tanazul tetap akan mendapat layanan selama di hotel, kecuali bus shalawat.
"Memang kalau ada pilihan yang mudah kenapa harus yang sulit. Kita harapkan ada keamanan, keselamatan dan kenyamanan jemaah, dan selama mereka berada di hotel kita layani. Ada layanan kesehatan, konsumsi, kecuali layanan transportasi tidak kita siapkan untuk yang ke Masjidil Haram. Mereka biasanya ada yang akan melakukan tawaf ifadhah duluan, mereka lakukan mandiri," kata dia.
Kementerian Haji Arab Saudi, kata Muchlis, sudah meminta data kepada Kemenag jumlah jemaah yang akan melakukan tanazul, karena mereka sudah mengetahui tahun ini jemaah Indonesia akan menerapkan tanazul.
"Mereka minta data berapa jumlah jemaah yang akan ke Masjidil Haram di hari tasyrik. Kalau mereka tanya mereka akan fasilitasi ya, mungkin. Ya sudah, kita serahkan saja data jumlah jemaah tanazul. Perkiraan kita yang melakukan tanazul akan melakukan tawaf ifadhah, supaya cepat melakukan tahalul tsani. Kalau tahalul tsani kan yang pakde dan budhe sudah bisa (berhubungan suami istri). Kalau masih tahalul awal kan belum," kata dia.
Namun, Muchlis belum dapat memastikan, apakah pemerintah Arab Saudi akan memfasiliasi transportasi untuk jemaah tanazul untuk melakukan tawaf ifadhah, karena daerah di Mina sangat padat.
"Apakah memungkinkan atau tidak, kita serahkan kepada otoritas setempat. Kalau mereka dimungkinan, syukur sekali tahun ini kita," kata Muchlis.