ilustrasi gen Z (IDN Times/Indonesia Gen Z Report 2022)
Sementara itu, dalam paparannya sebagai narasumber, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi menjelaskan, GNRM dilaksanakan karena adanya krisis integritas, kurangnya etos kerja dan daya saing bangsa, melemahnya budaya gotong royong, serta krisis eksistensi negara bangsa (nation-state) atas masalah disintegrasi nasional.
“(GNRM) dalam rangka untuk mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia dan negara Indonesia, misalnya terkait dengan gerakan-gerakan separatis, ideologi, kemudian efek dari globalisasi, SARA, budaya dan kekerasan,” terang Didik.
Ia menilai, GNRM penting untuk menyadarkan generasi bangsa saat ini yang secara komposisi didominasi post-gen Z, generasi Z, dan milenial, terhadap berbagai ancaman yang timbul. Kelompok muda menjadi subjek intervensi sejak dini agar menjadi generasi sehat, berpendidikan, berkarakter Pancasilais, serta memiliki kualitas hidup dan kesejahteraan yang baik.
“Revolusi Mental ini adalah gerakan untuk mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup bangsa, yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan, kemodernan. Dan di sisi lain, kita juga menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme melalui pembinaan ideologi Pancasila,” ungkapnya.
Berdasarkan nilai-nilai Revolusi Mental tersebut, ujar Didik, aksi nyata gerakan Indonesia bersatu menjelang Pemilu Serentak 2024 bisa diwujudkan dengan perilaku saling menghargai dan gotong royong. Hal tersebut sesuai dengan jati diri dan karakter bangsa yang berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).