Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam rapat Komisi IX DPR RI pada Selasa (18/1/2022). (youtube.com/Komisi IX DPR RI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan membantah anggapan bahwa pihaknya melakukan komersialisasi obat penawar atau fomepizole untuk pasien gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia.

"Kami sampaikan tidak ada komersialiasi obat-obatan oleh Kemenkes, tetapi semata mata hanya untuk menyelamatkan anak anak," ujar Syahril dalam keterangan yang diterima IDN Times, Jumat (4/11/2022).

1. Penggunaan fomepizole menunjukkan 95 persen perbaikan

ilustrasi fomepizole untuk penawar racun etilen glikol (pexels.com/Max Mishin)

Syahril menegaskan pertimbangan pemberian fomepizol karena adanya perbaikan kondisi pasien setelah diberikan terapi pengobatan ini. Hal itu, menurutnya, membuktikan pengobatannya efektif menyembuhkan dan mengurangi perburukan gejala.  

"Penggunaan fomepizole menunjukkan 95 persen pasien anak di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) menunjukkan perkembangan yang terus membaik, artinya efikasinya baik dalam memberikan kesembuhan," katanya.

2. Fomepizole menjadi opsi antidot

ilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Selain itu, lanjut Syahril, WHO sudah mengindikasikan penyebab gagal ginjal karena EG DEG dan lainnya, dan fomepizole menjadi opsi antidot. 

"Jadi bukan berdasarkan asumsi semata," imbuhnya.

3. Indonesia sudah terima 246 vial fomepizol

ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Menurut Syahril Indonesia termasuk beruntung mendapatkan 246 vial fomepizol yang sudah ada di Indonesia yang sebagian besar 87 persen adalah donasi gratis dari negara lain.

"Sudah sebanyak 17 rumah sakit di 11 Propinsi yang mendapatkan distribusi Fomepizole," katanya.

4. Anggota Komisi IX DPR RI sentil Menkes karena buru-buru datangkan Fomepizole

ilustrasi fomepizole (pexels.com/Thirdman)

Sebelumnya anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Irma Suryani Chaniago, menilai Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang buru-buru mendatangkan Fomepizole untuk mengobati pasien GGAPA di Indonesia.

Hal itu disampaikan melalui agenda Rapat Kerja Komisi IX DPR RI bersama Menteri Kesehatan, BPOM, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, dan IPMG pada Rabu (2/11).

"Ini kan menimbulkan pertanyaan publik, ini seperti mau jualan obat lagi ini. Yang begini-begini jangan lah ya, kasihan presiden kita, di tahun politik sudah dipuji dimana-mana, tapi pembantu-pembantunya tidak menjaga nama baik presiden," kata Irma saat itu.

Editorial Team