Jakarta, IDN Times - Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Valentina Gintings menjelaskan bahwa kekerasan berbasis gender adalah salah satu taktis ekstremisme di dunia terorisme.
Keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme belakangan ini menurutnya kerap terjadi karena perempuan dinilai mudah bersimpati, menjadi pendukung bahkan target untuk mencatut teroris perempuan lainnya dengan pendekatan ideologi yang mereka percayai.
"Ini kekerasan yang berbasis terorisme di mana perempuan kerap menjadi kelompok yang dipakai karena mereka bersimpati, menjadi pendukung dan mempersiapkan makanan, kesehatan dan sebagainya, bahkan perempuan tersebut dianggap sebagai target yang kemudian mereka adalah sebagai rekruter kepada kaumnya," kata dia dalam program "Ngobrol seru" by IDN Times, Selasa (13/4/2021).