Sementara untuk dosen lainnya dengan peraih penghargaan “Tugas Tambahan” di antaranya:
1. Pemimpin PTS dianugerahkan pada Harjanto Prabowo dari Universitas Bina Nusantara yang telah berhasil membawa Universitas Bina Nusantara menjadi satu-satunya PTS asal Indonesia yang masuk ke dalam rangking 50 besar Asia
2. Rektor/Direktur PTN Satker dianugerahkan pada Samsul Rizal dari Universitas Syiah Kuala yang berhasil menerapkan konsep pengembangan mutu terstruktur dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akreditasi institusi dari C menjadi A dan telah membawa berbagai kebijakan baru di bidang kebijakan akademik, dengan menerapkan pendidikan percepatan doktor melalui penggunaan dana sendiri. Selain itu berhasil menggerakkan SDM untuk meningkatkan jumlah publikasi internasional dari 964 artikel menjadi 4810 artikel
3. Rektor PTN BLU dianugerahkan pada Ravik Karsidi dari Universitas Sebelas Maret yang merupakan sosok yang gencar mendorong hilirisasi produk riset hasil karya dosen UNS dan di tingkat nasional dan berhasil menerapkan Sistem Perencanaan Berbasis pada Cost Structure Analysis (CSA) yang membantu penyusunan DIPA UNS yang transparan dan akuntabel
4. Rektor di PTN-BH diberikan pada Kadarsah Suryadi dari Institut Teknologi Bandung, yang dianggap telah memperjuangkan ITB untuk bergerak dari "Research University" menuju "Entrepreneurial University".
Upaya ini terlihat dalam tiga Key Performance Indicators, yakni Excellent in teaching & Learning, yaitu berupa 93% Prodi terakreditasi A, Excellent in research berupa jumlah publikasi internasional yang mencapai lebih dari 2000 pada tahun 2017, sertaExcellent in Innovation & Entrepreneurship yang telah menghasilkan 85 start up and 18 spin off Companies.
Para akademisi pemenang academic leader tahun ini adalah adalah mereka yang sebelumnya telah lulus tahapan administrasi, penilaian kesesuaian (conformity assessment) dokumen atas unsur-unsur penilaian kuesioner (desk evaluation), verifikasi (site visit), dan penentuan pemenang melalui sidang pleno oleh pejabat-pejabat Kemenristekdikti. Para akademisi yang mendapatkan anugerah tersebut dapat dipastikan tidak dapat diragukan lagi kualitas keilmuannya di dunia riset dan pendidikan.
“Tahapan penilaian yang ketat ini sengaja dilakukan agar kami (Kemenristekdikti) bisa mempertanggungjawabkan apa yang telah kami pilih, sehingga kualitas dari ajang ini akan tetap terjaga dan publik semakin percaya pada kami,” tutup Dirjen Ghufron.