Jakarta, IDN Times -- Kementerian Pertanian (Kementan) merumuskan program aksi adaptasi antisipasi dampak badai La Nina. Rumusan program aksi itu untuk mengantisipasi sedini mungkin dampak yang akan ditimbulkan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, pertanian merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan iklim. Namun di sisi lain, pertanian tetap harus berjalan dalam situasi dan kondisi apapun. "Untuk itulah perlu langkah serius agar pertanian ini dapat terus berjalan dalam situasi apapun. Kenapa begitu, sebab pertanian berkaitan dengan hajat hidup seluruh rakyat Indonesia," kata Mentan SYL.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, sejumlah langkah antisipasi telah disiapkan untuk menghadapi perubahan iklim ekstrem, utamanya dampak badai La Nina sebagaimana diprediksi BMKG yang akan terjadi pada akhir tahun ini.