Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Biro Informasi Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang. (IDN Times/Santi Dewi)
Kepala Biro Informasi Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang. (IDN Times/Santi Dewi)

Intinya sih...

  • Kemhan membantah rumor permintaan Rusia untuk pangkalan militer di Papua
  • Australia keberatan dengan kemungkinan kehadiran militer Rusia di kawasan Asia Pasifik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan (Kemhan) membantah pemberitaan bahwa Indonesia telah menerima permintaan resmi dari Rusia untuk menempatkan pesawat militernya di pangkalan milik TNI Angkatan Udara (AU) di Manuhua, Biak Numfor, Papua.

Pemberitaan itu kali pertama dilaporkan oleh situs pertahanan yang terafiliasi Amerika Serikat (AS), Janes. Situs tersebut melaporkan permintaan resmi telah diajukan oleh Pemerintah Rusia ke Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin. 

Rumor tersebut kemudian menuai respons dari Australia. Negeri Kanguru keberatan bila ada kehadiran unsur militer Rusia di kawasan Asia Pasifik.

"Terkait pemberitaan tentang usulan penggunaan pangkalan Indonesia oleh Rusia, Kemhan mengklarifikasi pemberitaan itu tidak benar," ujar Kepala Biro Pertahanan Kemhan, Frega Wenas Inkiriwang kepada IDN Times, Selasa (15/4/2025). 

Ia mengatakan, Menhan Sjafrie telah berkomunikasi dengan Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles. Jenderal bintang satu itu mengatakan, Marles telah mendapat penjelasan soal isu penggunaan Lanud Manuhua untuk pesawat militer Rusia tidak benar sama sekali. 

"Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles telah berkomunikasi dengan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin. Ia mendapat penjelasan terkait penggunaan pangkalan udara Indonesia oleh Rusia tidak benar karena sejauh ini tidak pernah ada permintaan tersebut," tutur dia. 

Isu itu muncul bersamaan dengan kunjungan resmi Wakil Perdana Menteri Rusia, Denis Manturov ke Jakarta pada pekan ini. Bahkan, hari ini, ia menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan. 

1. Kremlin sebut isu permintaan ke Indonesia hoaks

Ilustrasi Istana Kremlin, Rusia. (unsplash.com/Michael Parulava)

Sementara, stasiun berita ABC Australia, telah mengonfirmasi isu tersebut ke Pemerintah Rusia. Kremlin menyebut isu itu adalah hoaks.

Meskipun pada 2017 lalu Rusia mengirimkan dua pesawat pengebom Tupolev Tu-95MS Bears ke Bandara Frans Kaisiepo, Papua, namun Rusia ketika itu menyebut pengiriman dua pesawat tersebut merupakan bagian dari latihan bersama di bidang intelijen. 

2. Wakil PM Rusia sampaikan undangan kunjungan bagi Prabowo

Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov dalam Russia-Indonesia Business Forum di Jakarta. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Sementara, Wakil PM Rusia Denis Manturov mengatakan, salah satu tujuan kunjungannya karena ingin menyampaikan undangan berkunjung ke Rusia bagi Prabowo. Rencananya kunjungan itu dilakukan pada Juni 2025. 

"Kami selalu bersiap untuk bertemu Presiden Subianto di Rusia," ujar Manturov di sela-sela 'Rusia-Indonesia Business Forum 2025' di Jakarta, Senin kemarin. 

Manturov mengatakan, pembahasan rencana perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) tengah berjalan dan diharapkan dapat ditandatangani pada akhir 2025.

"Saya kira kesepakatan dengan Uni Eurasia akan menjadi dorongan tambahan untuk mempercepat dan mewujudkannya akhir tahun ini," ucapnya. 

3. Prabowo diundang untuk menyaksikan parade militer di Saint Petersburg

Presiden Prabowo tiba di Tanah Air usai lawatan ke Timur Tengah dan Turki, Selasa (15/4/2025) (dok. Sekretariat Presiden)

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto membenarkan Rusia mengundang Prabowo untuk berkunjung pada Juni 2025. Selain ke Moskow, Prabowo dijadwalkan akan mengunjungi Kota Saint Petersburg untuk mengikuti St Petersburg Economic Forum (SPIEF). Di sana, ia akan menyaksikan parade militer Rusia. 

"Di mana dalam St Petersburg Economic Forum itu diharapkan Bapak Presiden bisa hadir," ujar Airlangga di Istana Kepresidenan hari ini. 

Selain itu, kata dia, ada sejumlah kerja sama Indonesia-Rusia yang akan dibuatkan nota kesepahamannya (MoU). Salah satu MoU yang disiapkan adalah kerja sama di bidang ekonomi.

"Ada beberapa milestone kerja sama yang akan dibuat memorandum of understanding. Nah, itu termasuk beberapa kerja sama ekonomi maupun kerja sama strategis," tutur dia. 

Editorial Team