Surabaya, IDN Times - Untaian doa dan senandung kalimat thayyibah mengiringi kepergian Sunaryo. Dibalut kain hijau bertuliskan kalimat tahlil, keranda yang diangkut oleh sejumlah warga menjadi saksi bisu betapa lelaki yang meninggal pada Rabu (24/4) pukul 15.03 WIB ini adalah pahlawan demokrasi.
Sunaryo merupakan Ketua Tempat Pemungutan Suara (TPS) 13 Kelurahan Kapas Madya, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Sebelum berpulang ke hadirat ilahi, lelaki yang merupakan guru di SDN Ploso V ini diserang rasa mual hingga muntah yang tak berkesudahan. Pihak keluarga sempat membawanya ke RSUD Dr Soewandhie sebelum dirujuk ke RSU Haji Kota Surabaya untuk menjalani perawatan intensif.
Berdasarkan keterangan Ketua KPU Kota Surabaya, Nur Syamsi, Sunaryo mengawal pesta demokrasi sedari awal hingga rangkaian Pemilu berakhir. Sejak Rabu (17/4) pukul 07.00 WIB, bahkan sebelum dirinya menyantap sarapan, Sunaryo sudah membuka TPS.
"Beliau menjaga sedari pagi hingga penghitungan suara selesai keesokan harinya pukul 10.00 WIB. Sesudah merapikan TPS, istirahat sebentar lalu berangkat ngajar," ungkap Nur Syamsi kepada IDN Times saat ditemui di rumah duka.
Kerumunan warga melepas kepergian Sunaryo. Dedikasinya tak akan pernah dilupakan. Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rangkah, yang berada dekat di rumah Sunaryo, akan menjadi tempat bersemayamnya seorang pahlawan yang namanya tercatat sepanjang sejarah demokrasi Indonesia.