Jakarta, IDN Times- Bak jatuh tertimpa tangga, kehidupan Halil (51) semakin menderita akibat pulau reklamasi. Selain pundi-pundi rupiah yang didapatnya kian menipis, biota laut yang terjaring dari Teluk Jakarta juga semakin habis. Selama 16 tahun menjadi nelayan kerang hijau, baru kali ini setiap harinya ia dihantui rasa risau.
Memasuki usia senja, Halil akhirnya menyaksikan keberadaan kerang hitam. Bukan sebagai biota laut yang langka, melainkan fauna laut yang terdampak aktivitas reklamasi.
“Dulu sebelum reklamasi gak ada kerang hitam kayak gini. Pas aktif reklamasi kerang hijaunya malah hitam semua. Karena lagi berhenti aja ini makannya ada kerang hijau, itu pun ambilnya di susah,” kata Halil kepada IDN Times.