Didi mengungkapkan, usaha pembuatan sepeda kayu telah dimulai sejak setahun lalu. Ide kreatif tersebut selain atas dasar kecintaan terhadap lingkungan, juga berawal dari kegelisahan atas persoalan kemacetan di Jakarta.
Menurut Didi, persoalan kemacetan bisa diatasi dengan bersepeda sebagai pola hidup masyarakat. Dia mencontohkan, negara Eropa menggunakan sepeda untuk mengatasi kemacetan dan ada beberapa sepeda yang materialnya terbuat dari kayu.
“Di Indonesia sebenarnya banyak potensi untuk mengurangi masalah tadi (kemacetan), namun sedikit orang yang berpikir ke sana,” ucap pria 40 tahun itu.
Didi menuturkan semakin tingginya populasi sepeda di suatu negara, adalah satu bentuk kesadaran warga menjaga kelestarian lingkungan. Di Indonesia, hal itu tidak terjadi.
Generasi muda di negara pembuat sepeda motor seperti Jepang, kata Didi, justru telah beralih menggunakan sepeda yang terbuat dari bambu. Karena itu, minat masyarakat bersepeda perlu dibangkitkan dengan cara yang unik.
"Kita mencoba menggagas kultur sepeda yang unik," ujar dia.
Didi akhirnya memilih membuat sepeda berbahan kayu karet, karena menurutnya kayu jenit ini memiliki kelenturan sehingga mudah dibentuk.