Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi asap rokok (pixabay.com/realworkhard)

Pontianak, IDN Times - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Kalimantan Barat, Riki Arya Pratama berhasil menciptakan alat ukur kadar karbon monoksida (CO) asap rokok. 

Bagaimana Riki terinspirasi menciptakan alat tersebut, bagaimana proses pembuatan alat tersebut? 

1. Terinspirasi dari asap rokok

ilustrasi asap rokok (pixabay.com/maxknoxvill)

Riki menjelaskan asap dari sebatang kecil rokok sesungguhnya sangat berbahaya untuk kesehatan manusia. Satu di antaranya adalah di dalam asap terkandung bahan kimia yang sering disebut CO. 

"Sementara itu bagi perokok aktif, saat menghisap rokok adalah sebuah kenikmatan. Padahal asap yang dihasilkan itu sangat berbahaya tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga orang di sekitarnya yang tanpa sadar juga menghisap asap rokok tersebut. Hal itulah yang menginspirasi saya untuk menciptakan alat ukur kadar karbon CO pada asap rokok," kata Riki di Pontianak, Selasa (20/11). 

Riki menjelaskan sepintas alat ini lebih mirip kotak kecil yang berukuran panjang 11 cm, lebar 9 cm, dan ketebalan 4 cm. Namun, jika diperhatikan lebih lanjut, pada bagian depan ada layar kecil LCD untuk tampilan nilai kadar PPM, ada pula 5 lampu LED sebagai indikator informasi level bahaya CO, saklar untuk mengaktifkan atau mematikan alat tersebut. 

"Sementara di bagian dalam kotak terpasang mikrokontroler ATMEGA 328 Arduino Uno, sensor karbon monoksida MQ7, 'blower fan' serta 'power supply' berupa baterai 9 volt," ujar dia. 

2. Alat ini berfungsi mempermudah perokok yang hendak berhenti merokok

Editorial Team

Tonton lebih seru di