Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dok. IDN Times

Jakarta, IDN Times - Setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka secara resmi ajang Indonesia Millennial Summit 2019 by IDN Times yang digelar di Ballroom Kempinski, Sabtu, 19 Januari 2019, akhirnya dimulai pula sesi demi sesi diskusi di tiga ruangan yakni Nusantara, Garuda, dan Bhinneka.

Sandiaga kebagian jatah lebih awal mengisi acara diskusi millennial termegah di Tanah Air ini, ditemani moderator yang juga Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis.

"Terima kasih, selamat siang. Mudah-mudahan belum ngantuk. Atas nama IDN Times, saya pribadi ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran teman-teman semuanya," ujar Uni Lubis, mengawali acara diskusi ini.

Yuk, ikuti kelanjutan perbincangan dengan Sandiaga.  

1. Sandiaga bela-belain hadir di IMS 2019

Dok. IDN Times

Sebelum berbincang bersama Sandiaga, jurnalis senior itu menegaskan bahwa acara ini bukan bagian kampanye jelang Pilpres 2019. Acara ini digelar untuk mengedukasi millennial dan mencari solusi dari berbagai problematika di Tanah Air.

"Ini bukan kampanye sih, karena sebagai kewajiban redaksi yang objektif, berimbang, dan independen, kami mengundang kedua belah pihak. Yang merespons cepat adalah Sandiaga Uno. Calon wakil presiden nomor 02," ujar Uni, yang disambut riuh dan tepuk tangan hadirin.

"Thank you untuk Pak Cawapres Sandiaga Uno," lanjut Uni.

Sandiaga yang duduk didampingi Founder & CEO IDN Media Winston Utomo itu pun mesam-mesem, seraya tepuk tangan. Selang beberapa detik kemudian, dia bergegas ke panggung.

Perihal kampanye memang selalu menjadi catatan Uni Lubis dan redaksi IDN Times. Uni selalu wanti-wanti agar meja redaksi bersih dari keberpihakan pasangan capres-cawapres Pilpres 2019.

Alih-alih dianggap netral, bebarapa pekan belakangan ini IDN Times justru dicap sebagai pendukung salah satu pasangan calon. Lucunya, kubu Jokowi-Ma'ruf menganggap IDN Times mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga. Sebaliknya, menurut kubu pasangan capres-cawapres nomor 02, IDN Times dituding menyokong pasangan nomor urut 01.

Padahal, jika dibanding-bandingkan, sejumlah menteri dan orang-orang dekat Jokowi juga hadir di acara Indonesia Millennial Summit 2019. Sebut saja Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Bahkan, hadir juga Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir saat mendampingi Jusuf Kalla.

"Meski pun moderatornya nonmillennial, kita dibikin santai aja, ya. Sandi gak perlu pidato, karena aku yakin kemarin dia agak lama buat persiapan debat capres-cawapres. Kita bikin di sini ngobrol politik gak pakai ngegas," gurau Uni, seraya menempati tempat duduknya di hadapan Sandiaga, yang mengenakan kemeja biru muda itu.

"Terima kasih, mba Uni. Tadi ngerespons secepat itu karena terrified by Uni Lubis. Karena ini salah satu jurnalis senior yang paling galak," kelakar Sandiaga.

Sedikit mengenai Uni Lubis, di kalangan jurnalis dia memang dikenal galak. Ibarat pepatah, segarang-garangnya preman kalau sudah berhadapan dengan Uni Lubis, dia akan dibuat mati gaya. Apalagi kalau sudah bahas kode etik jurnalis dan kekerasan terhadap perempuan, gak ada kata ampun.

Meski dikenal galak, mantan ketua bidang di Forum Pempred dan anggota Dewan Pers itu baik hati. Selain suka mentraktir nonton film di bioskop, Uni juga hobi mentraktir makan rekan-rekan di redaksi.

"Jangan kayak orang susah," begitu guyonan yang selalu keluar dari mulut ibu anak satu itu, saat mentraktir.

Sandiaga kemudian menjelaskan alasan lain dirinya segera merespons dan menghadiri undangan ke acara Indonesia Millennial Summit 2019.

"Kedua, i really think this is such an important gathering and important summit. Buat saya ini penting untuk saya hadiri, dan saya tunda trip saya ke Surabaya last minute, karena saya ingin bersama teman-teman di sini," tutur Sandiaga, kembali disambut tepuk tangan hadirin.

Uni Lubis membenarkan ucapan Sandiaga. Menghadirkan narasumber untuk acara ini memang tidak mudah dan rumit. Beberapa di antara mereka tiba-tiba membatalkan hadir mendekati acara ini berlangsung.

Seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Sosial Agus Gumiwang, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Mereka harus mendampingi kunjungan  Presiden Joko 'Jokowi' Widodo yang berkunjung ke Jawa Barat.

Sementara, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang diperkirakan tak bakal hadir karena kunjungan Presiden Jokowi ke daerahnya, justru muncul di penghujung acara ini. Acara pun semakin meriah.   

"Bener banget, ini tricky banget untuk mengatur schedule para narasumber Indonesia Millennial Summit 2019 by IDN Times. Karena semuanya adalah pembicara top, orang penting yang sangat sibuk di weekend," ujar perempuan yang mengenakan batik merah itu.

Sebelum mulai diskusi, Uni Lubis mempromosikan Indonesia Millennial Report 2019, yang berisi hasil survei tentang millennial dari berbagai kota di Indonesia. Uni memamerkan dua buku hasil riset tersebut. Satu berukuran A3 dan satu lagi berukuran buku seperti pada umumnya.

"Yang versi millennial banget bisa dibeli di toko buku Gramedia, sejak 1 Februari. Jadi ini banyak gambar-gambar, karena millennial suka gambar-gambar, kan?" ujar Uni, seraya mengangkat buku berukuran kecil.

Diskusi pun dimulai. Pertama, Uni menanyakan tiga hal tentang hasil survei millennial tersebut kepada Sandiaga.

"Pertama, yang kita kutip omongan Pak Prijono Sugiarto, CEO Astra, ya. 'Bukan cuma di dunia atau Indonesia, di Astra 70 persen dari 250 ribu karyawannya ada di usia millennial. Cara berbisnis harus disesuaikan dengan millennial.' Menurut Anda bagaimana tuh? Kan Anda masih pengusaha juga, maski pun lagi cuti kampanye," tanya Uni, membacakan buku hasil survei.

Sandiaga pun menjawab. Dia mengaku sudah cuti permanen dari dunia bisnis, karena ia sekarang sudah mulai menekuni dunia politik. Dia meninggalkan dunia usaha sejak 2015.

"Saya sudah tinggalkan dunia usaha, dan sebetaulnya Pak JK mentor saya. Kenapa saya meninggalkan dunia usaha, karena saya khawatir kalau saya terus di dunia usaha dan berpolitik, Pak JK bilang, 'Politik baik, dunia usaha baik, berdagang baik, tapi jangan mencampurkan keduanya, karena nanti akhirnya memperdagangkan politik dan mempolitikkan dagang'," ujar Sandiaga, yang disambut tepuk tangan.

Sandi mengaku sudah berkunjung ke lebih dari 1.000 titik di Indonesia dan 70 persen bertemu kalangan millennial. "Di acara kami selain emak-emak itu millennial. Millennial itu merupakan generasi yang unik ya, menurut saya," kata dia.

Sandiaga sangat tertarik untuk segera membaca hasil survei Indonesia Millennial Report 2019, karena dari hasil survei internal tim Badan Pemenangan Nasional (BPN), 50 persen dari millennial tak suka dunia politik. Berbeda dengan hasil survei IMR 2019.

"Di situ (IMR 2019) 23 persen, ya. Ini merupakan tantangan buat politisi buat menarik para millennial ini," kata pria berdarah Gorontalo itu.

Kedua, menurut Sandiaga, millennial dalam menentukan pilihan politiknya tidak di awal. Mereka menunggu, seperti debat capres perdana pada 17 Januari lalu, millennial pada kalangan menengah ke bawah, mereka sangat tertarik meski durasi lebih dari dua jam.

"Ternyata millennial nonton debatnya sampai habis, dan mereka bilang akan menentukan pilihan setelah nonton lima debatnya. Ini menjadi menarik kalau angkanya di [Indonesia Millennial Report 2019] hanya 23 persen. Di kami 50 persen gak suka politik, nah ini berbahaya buat para politisi," ujar pengusaha di bidang keuangan itu.

"Itu digali gak kenapa mereka gak suka tertarik politik?" tanya Uni Lubis.

"Karena politisinya ngebosenin, dan isu yang diangkat tidak [relevan]," ucap Sandi.

"Anda termasuk yang ngebosenin gak?" timpal Uni.

"Saya berharap gak," kata Sandi, tertawa.

Sandi menyebutkan ada beberapa hal yang sebenarnya diangkat dalam survei millennial di kubu pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno jelang Pilpres 2019. Pertama, politisi harus memilik tiga hal agar menarik kalangan millennial, yakni harus artikulasi dan autentik.

"Mereka harus menyampaikan dengan jelas dalam waktu yang sangat pendek hal-hal yang menjadi pesan kunci. Kedua, harus relevan. Begitu sudah tidak relevan dengan millennial, bicaranya malah isu kolonial, ya ditinggalin. Terakhir, talkable, harus berpotensi untuk nyambung dan viral, hal yang seru buat mereka," papar Sandi.

"Ini buat tantangan nanti teman-teman yang bicara di forum politik. Kalau gak, millennial gak vote, padahal ini masa depan milik millennial. Betul kan?" sambung pria yang suka berolah raga itu.

2. 'Jebakan' untuk Sandiaga

Editorial Team

Tonton lebih seru di