Jakarta, IDN Times - Presiden Mahasiswa Trisakti, Vladima Insan Mardika mengaku sempat mendapatkan intimidasi saat menyiapkan pembacaan petisi berjudul "Maklumat Trisakti Melawan Tirani". Petisi itu akhirnya dibacakan di depan Tugu Reformasi di luar area Kampus Trisakti pada Jumat (9/2/2024). Pembacaan petisi itu ikut dihadiri oleh dosen, guru besar, mahasiswa aktif hingga alumni Trisakti.
"Kami memohon maaf ada kekurangan di dalam penyediaan mikrofon atau speaker. Kami tak sediakan karena ini bentuk represif yang terjadi kepada kami. Banyak hari ini pihak-pihak yang mengerti kami akan melakukan suatu deklarasi, pengumuman dan membacakan maklumat Trisakti melawan tirani baru," ujar Vladima di Tugu 12 Mei, Grogol, Jakarta Barat pada Jumat kemarin.
Intimidasi yang ia alami antara lain mereka dilarang masuk ke kampus oleh pihak kampus. Alasannya, kegiatan perkuliahan sedang libur. Padahal, menurut Vladima kampus tak bisa melarang sivitas akademika masuk dengan alasan tersebut.
"Ini jadi hal yang memalukan bagi kami. Terutama, saya sendiri sebagai Presiden Mahasiswa yang tak bisa membawa mahasiswa masuk ke kampus," tutur dia lagi.
Selain itu, ia pernah ditanya-tanya terkait aksi pembacaan maklumat tersebut oleh orang asing yang diyakini merupakan intel dari kepolisian. Ia pun mempertanyakan fungsi dari intel-intel tersebut. Apakah memang ingin memberikan perlindungan bagi warga atau hanya mau menggembosi aksi mahasiswa.