Jakarta, IDN Times - Ketua DPP Partai Nasional Demokrat, Sugeng Suparwoto menilai kocok ulang kabinet Indonesia Maju jilid II di akhir masa pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo tidak akan efektif. Sebab, dampak dari reshuffle, perlu dilakukan konsolidasi di kementerian yang pucuknya diganti. Sugeng menilai hal tersebut membutuhkan waktu.
"Maka, menurut saya, seandainya terjadi reshuffle hari-hari ini kok tidak efektif. Ingat pemerintahan ini tersisa satu tahun lagi," ungkap Sugeng di NasDem Tower, Jakarta Pusat pada Jumat (3/2/2023) menjawab pertanyaan IDN Times.
Namun, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi VII DPR itu menyerahkan keputusan kocok ulang kabinet ke tangan Jokowi. Sebab, yang berhak menilai kinerja menteri-menteri di kabinetnya adalah mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Seandainya Jokowi tetap berkeinginan untuk mengganti menteri-menteri dari NasDem, maka mereka akan ikhlas. "Sekali lagi NasDem itu politik tanpa mahar tanpa syarat dalam konteks pendelegasian kekuasaan politik kepada eksekutif, dalam hal ini kepada Pak Jokowi. Kalau memang dianggap perlu untuk di-reshuffle karena kebutuhan-kebutuhan teknokratis dalam menghadapi tantangan-tantangan ke depan, maka dengan ikhlas (terkait kebijakan itu). Bagi kami tidak ada masalah," tutur dia.
Ia menegaskan seandainya menteri-menterinya diganti, NasDem berjanji akan tetap loyal kepada Jokowi hingga 2024 mendatang. Rencana kocok ulang kabinet memang pernah diakui oleh Jokowi.
Namun, ia tak pernah menyatakan secara gamblang kapan reshuffle bakal dilakukan. Sempat muncul isu pergantian anggota kabinet terjadi pada Rabu pon kemarin. Tetapi, hal tersebut tak terjadi.
Apakah NasDem tetap khawatir tiga pos menterinya akan dikurangi oleh Jokowi?