Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi wacana adanya UU Kebebasan Beragama yang dicanangkan oleh Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai (dok. PBNU)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi wacana adanya UU Kebebasan Beragama yang dicanangkan oleh Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai (dok. PBNU)

Intinya sih...

  • Listyo paham lingkungan para tokoh agama.

  • Kapolri memberi bantuan ke Pondok Pesantren Buntet.

  • Kapolri sebut kunjungannya sebagai bentuk penghormatan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf menyebut Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai jimat yang mewujudkan keamanan di tengah masyarakat.

Hal itu ia ungkap saat menghadiri Haul Al-Marhumin Sesepuh dan Warga Pondok Pesantren (Ponpes) Buntet, Cirebon, Jawa Barat (Jabar) Sabtu, (2/8/2025).

“Kita semua mengalami bahwa di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ini, kita masyarakat mengalami keadaan relatif tentram tertib aman sehingga seolah-olah pak Listyo ini telah berfungsi sebagai jimat ketertiban dan keamanan masyarakat selama ini,” ujar Yahya di depan Kapolri.

1. Listyo dinilai paham mengenai lingkungan para tokoh agama

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mneghadiri Haul Al-Marhumin Sesepuh dan Warga Pondok Pesantren (Ponpes) Buntet, Cirebon, Jawa Barat (Jabar) Sabtu, (2/8/2025). (Dok. Humas Polri)

Yahya menilai Sigit paham mengenai lingkungan para tokoh agama yang bisa bersinergi mewujudkan ketentramam dan keamanan di masyarakat.

“Pak Listyo ini pernah bertugas di Yogya kalau tidak salah, beliau tahu betul di Yogya banyak jimat-jimat yang disebut kiyai,” jelas Ketua  PBNU.

2. Kapolri memberi bantuan ke Pondok Pesantren Buntet

Kapolri Listyo Sigit (Dok. Humas Polri)

Sigit menghadiri Haul Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat. Haul ini juga dihadiri Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer.

Sesepuh Pondok Pesantren Buntet, Kh. Adib Rofiuddin Izza pun mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Sigit atas segala kontribusinya selama ini terhadap Pondok Buntet Pesantren. Tak dipungkiri, berbagai bantuan telah diberikan dari Polri sebagai bentuk kepeduliannya.

“Terima kasih Pak Kapolri seluruh bantuannya, terima kasih, beliau berbaik hati,” ujarnya.

Adib mempercayai bahwa keamanan negeri ini terjamin dengan kepemimpinan Jenderal Sigit. Persatuan dan kesatuan menjadi komitmen bersama untuk menjaga bangsa ini.

“Kami di sini hanya menitipkan bangsa dan negara saja, tidak lebih dari itu,” lanjutnya.

3. Kapolri sebut kunjungannya sebagai bentuk penghormatan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menutup secara resmi acara Rapat Kerja Teknis (Rakernis) gabungan SDM dan Staf Logistik (Slog) Polri di Aula Bareskrim, Jakarta Selatan, Jumat (9/5/2025). (Dok. Humas Polri)

Sementara itu Sigit dalam sambutannya menyebut kehadirannya sebagai bentuk penghormatan, doa, dan rasa syukur atas jasa para sesepuh dan warga Buntet Pesantren yang telah wafat. Serta sebagai sarana memperkokoh nilai-nilai keislaman, kebudayaan pesantren, dan semangat kebersamaan.

“Dalam mempererat sinergisitas antara ulama dan umaro guna mewujudkan bangsa Indonesia yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghofur," kata Kapolri.

Acara haul diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathon, sambutan para kiai, hingga pimpinan lembaga dan organisasi. Kapolri menilai ada peran yang sama antara Polri dan ulama.

"Polri dan ulama memiliki peran dan fungsi yang saling melengkapi dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Oleh karenanya, saya memohon doa dan mengajak seluruh kiai, ustaz, ulama, santriwan dan santriwati untuk mendukung setiap langkah dan upaya Polri dalam menyukseskan program pemerintah demi mewujudkan Visi 'Bersama

Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045'," imbuh Kapolri.

Editorial Team