Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, mengakui koalisi besar yang rencananya bakal diisi lima parpol pendukung pemerintah, berada di bawah orkestra dan komando Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Menurut politikus yang akrab disapa Zulhas, ide dibentuknya koalisi besar menjadi salah satu cara untuk mengelola negara Indonesia yang begitu besar.
"Negara besar ini kan gak mungkin diurus satu atau dua (pihak), tapi harus besar juga yang (pihak) yang mengurusnya. Yang kita kadang-kadang saya sebut Koalisi Kebangsaan, karena perlu kebersamaan kita untuk memajukan negeri ini. Ini semua tentu di bawah orkestrasi dan komando Pak Jokowi," ungkap Zulkifli ketika memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo, Sabtu (8/4/2023).
Pertemuan Zulkifli dengan Prabowo di Jalan Kertanegara merupakan tindak lanjut dari silaturahmi Ramadan di kantor DPP pada 2 April 2022. Acara tersebut dihadiri lima ketum parpol pendukung pemerintah dan Jokowi.
Namun, dua ketum parpol yakni Surya Paloh dan Megawati Soekarnoputri terlihat absen. Zul mengaku mengundang ketua ketum tersebut. Tetapi, baik Paloh dan Mega sama-sama sedang berada di luar negeri.
Sementara, banyak yang menduga PAN yang mengambil inisiatif untuk menemui Prabowo lantaran relasi kedua parpol itu sudah lama terjalin. PAN menjadi parpol pendukung Prabowo untuk maju jadi capres di pemilu 2014 dan 2019 lalu.
"Dengan Gerindra, kami punya pengalaman panjang. Mudah-mudahan silaturahmi ini bisa kami lanjutkan. Saya siap untuk menjadi apa saja lah, ke sana dan kemari gitu ya untuk merajut ini, sehingga kenyataan untuk mencari jalan tengah yang kokoh dan kuat bagi Indonesia bisa terwujud," tutur Zul yang mengenakan kemeja berwarna biru tersebut.
Lalu, apakah PDIP bakal diajak untuk masuk ke dalam Koalisi Kebangsaan?