Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani membenarkan usai Suharso Monoarfa diberhentikan dari jabatan ketum, maka kursi tersebut sementara waktu diisi oleh Ketua Majelis Pertimbangan, Muhammad Mardiono. Ia akan menjabat sebagai Plt ketum hingga 2025.
"Kalau kita berpatokan pada AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga), maka memang plt itu meneruskan sisa masa jabatan periode yang sekarang. Itu kayak PAW (Pergantian Antar Waktu). Itu (keputusan setelah itu) kepada para pemangku kepentingan, siapa? DPW dan DPC," ujar Arsul ketika memberikan keterangan pers di Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat pada Senin, (5/9/2022).
Ia menyebut bila mayoritas DPW dan DPC usai Pemilu 2024 menghendaki ada muktamar luar biasa, maka muktamar bakal dipercepat. Idealnya muktamar luar biasa baru digelar pada 2025.
Mardiono resmi ditunjuk Majelis Pertimbangan DPP PPP untuk menggantikan Suharso Monoarfa yang diberhentikan pada 3 September 2022 lalu. Pemberhentian ini menyusul pernyataan Suharso yang dianggap telah menghina para ki'ai.
Suharso mengatakan diminta sejumlah amplop ketika bertandang ke pondok pesantren di Jawa Timur. Pernyataan itu membuat marah para santri di sejumlah daerah di Indonesia.
Suharso pun telah meminta maaf. Namun, hal tersebut tetap tak meredam kemarahan para santri.
Lalu, bagaimana nasib PPP di dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) usai Suharso dicopot?