Insiden pemotongan nisan salib Kotagede, Yogyakarta - IDN Times/Yogie Fadila
KKPKC juga menemukan kejanggalan dalam "kesepakatan" yang dicapai antara warga dengan keluarga. Surat pernyataan–berisi keikhlasaan istri Slamet Sugihardi merelakan nisan suaminya dipotong–yang selama ini dijadikan pegangan oleh pemuka masyarakat setempat ternyata sudah diserahkan dalam bentuk jadi.
"Surat pernyataan yang beredar awalnya diterima istri almarhum dalam bentuk print jadi, dibawa oleh tujuh orang dari pihak kelurahan, polsek, koramil, dan pengurus kampung," Sumaryoto melanjutkan, "Surat ditandatangani istri almarhum. Penjelasan yang diberikan kepada istri almarhum adalah untuk mengatasi isu yang berkembang luas di media sosial".
Temuan Kevikepan Yogyakarta ini memiliki perbedaan dengan testimoni warga dan laporan yang selama ini beredar di media. Terutama soal status makam dan kesepakatan yang selama ini dipercaya tanpa ada tekanan dari pihak mana pun.
Semoga masalah ini bisa segera selesai dengan damai ya...