Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sekjen Liga Muslim Dunia beri khutbah Jumat di Jakarta
Sekjen Liga Muslim Dunia beri khutbah Jumat di Jakarta. (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Sekjen Liga Muslim Dunia Syekh Mohammed menekankan nilai-nilai utama Islam seperti kasih sayang, kerja sama, dan solidaritas sebagai inti pesan peradaban Islam.

  • Dia memperingatkan dua tantangan besar yang dihadapi dunia Islam, yaitu meningkatnya Islamofobia dan perpecahan internal.

  • Dalam menyikapi perbedaan antar mazhab, Syekh Mohammed menekankan keragaman keilmuan adalah hal yang alami dan memperkaya khazanah intelektual Islam.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL), Syekh Dr. Mohammed Al-Issa, menyampaikan khotbah saat momen salat Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta, 4 Desember 2025. Ada pesan yang coba ia sampaikan.

Dalam khotbahnya, Syekh Mohammed menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk memperkuat persatuan, menjunjung akhlak mulia, serta menghadapi tantangan global dengan keteguhan moral serta solidaritas kolektif.

1. Menekankan nilai-nilai utama Islam

Sekjen Liga Muslim Dunia beri khutbah Jumat di Jakarta. (Dok. Istimewa)

Sepanjang khotbah, Syekh Mohammed menekankan nilai-nilai utama Islam seperti kasih sayang, kerja sama, dan solidaritas, sebagai inti pesan peradaban Islam. Akhlak juga jadi sesuatu yang harus diperhatikan.

“Seorang muslim adalah akhlak yang berjalan di muka bumi,” ujar dia.

Syekh Mohammed menyebut tantangan seharusnya semakin menguatkan karakter seorang mukmin, bukan melemahkan. Dia mengajak umat untuk meneladani misi Nabi Muhammad salallahualaihi wasallam dalam menyempurnakan akhlak dan menjunjung prinsip Qurani tentang iḥsan atau keunggulan moral.

2. Ada dua tantangan yang dihadapi dunia Islam

Sekjen Liga Muslim Dunia beri khutbah Jumat di Jakarta. (Dok. Istimewa)

Syekh Mohammed juga memperingatkan dua tantangan besar yang dihadapi dunia Islam, yaitu meningkatnya Islamofobia dan perpecahan internal. Dia mengingatkan tentang penetapan 15 Maret oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Internasional Melawan Islamofobia.

Syekh Mohammed juga menyebut, diskriminasi serta hasutan terhadap muslim masih terjadi di berbagai masyarakat dunia, sehingga memerlukan respons bersama yang kuat dan berprinsip.

Tak hanya itu, Syekh Mohammed juga menegaskan sektarianisme, sikap saling menyingkirkan, dan pelabelan ideologis justru melemahkan umat Islam dari dalam, serta secara historis telah membuka ruang bagi kelompok ekstrem dan teroris.

3. Sikap terhadap keragaman keilmuan dalam Islam

Presiden Prabowo Subianto menerima Sekjen Liga Muslim Dunia, Syaikh Dr. Muhammad Abdul Karim Al-Issa dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Merdeka Jakarta, pada Kamis (4/12/25). (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

Dalam menyikapi perbedaan antar mazhab, Syekh Mohammed menekankan, keragaman keilmuan adalah hal yang alami dan memperkaya khazanah intelektual Islam. Namun, kata dia, persatuan dalam tujuan-tujuan besar—seperti keadilan, kasih sayang, dan kerja sama—adalah kunci kekuatan dan stabilitas umat Islam global.

Mengutip sabda Nabi Muhammad salallahualaihi wasallam, Syekh Mohammed mengingatkan, jemaah bahwa orang-orang beriman itu “laksana satu tubuh—jika satu bagian sakit, seluruh tubuh merasakannya.”

Syekh Mohammed juga menyoroti inisiatif besar MWL, yaitu Piagam Membangun Jembatan Antar Mazhab Islam yang diluncurkan di Mekkah. Piagam yang terdiri dari 28 pasal tersebut bertujuan memperkuat persatuan, mempromosikan harmoni, dan menegaskan keberagaman adalah sumber keberkahan. Ada peran besar Indonesia di situ.

Editorial Team