Balikpapan, IDN Times - Pandemik COVID-19 memukul berbagai sisi kehidupan, baik ekonomi, sosial, pendidikan dan sektor lainnya. Dunia media di Asia Tenggara pun tak luput terkena dampak signifikan akibat wabah ini.
Belum lagi harus menghadapi tantangan saat ini, di mana media sosial juga makin dominan dalam kehidupan masyarakat. Media arus utama pun harus mencari cara untuk terus bertahan. Dalam acara Webinar Women in News, Safe and Sustainable Media in the Post-Pandemic Era, yang diselenggarakan Women in News dan WAN-INFRA, Jumat (4/3/2022), sejumlah pimpinan dan perwakilan media di Asia Tenggara berbagi cerita mengenai kondisi mereka.
Co-Founder/COO Katadata, Ade Wahyudi, mengatakan di Indonesia sosial media menjadi sumber utama bagi publik untuk mendapatkan informasi. “Jika digali lebih dalam sumber data utama adalah WhatsApp,” ujarnya
Artinya, media arus utama kini mulai tergeser posisinya. Padahal, WhatsApp juga potensial menjadi sarana penyebaran berita hoaks. Menurut data Digital Literasi Index 2021 sosial media menempati posisi pertama sumber informasi masyarakat, yakni sebanyak 73 persen. Sementara di posisi kedua pilihan sumber informasi adalah TV (59,7 persen), dan online Media (26,7 persen).
Pada survei yang melibatkan 10 ribu responden tersebut, televisi masih menempati urutan pertama sumber informasi yang paling dipercaya masyarakat (47 persen), disusul media sosial (22,4 persen), dan pemerintah (17,9 persen). “Konten berkualitas dan kredibilitas masih sangat penting untuk media,” kata Ade Wahyudi.