Jakarta, IDN Times –Bota Kussaiyn, seorang mahasiswa yang berasal dari etnis Kazakh hingga saat ini belum mendapat kabar dari ayahnya, yang ditangkap secara sewenang-wenang oleh otoritas China. Kisah Botan ini diceritakan oleh Direktur Amnesty International Usman Hamid yang mengutip laporan terbaru Amnesty International, 'China Where are they? Time for answers about mass detentions in Xinjiang Uighur Autonomous Region'.
Dalam laporan itu, Amnesty International memaparkan mengenai penderitaan orang-orang yang telah kehilangan kontak dengan keluarga ataupun teman mereka yang yang ditahan di daerah otonomi Uighur Xinjiang (Xuar).
“Misal ada keluarga dari Bota, yang merupakan keluarga di settle Kazakhstan,” kata Usman di Gondangdia, Jakarta, Kamis (20/12).