Surabaya, IDN Times- Lebih dari 14 tahun Budi Hartono mendedikasikan hidupnya untuk menjaga Gereja Santa Maria di Surabaya, Jawa Timur. Ia merupakan saksi mata ketika gereja tersebut diserang oleh kawanan teroris pada Mei 2018 silam.
Sebagai seorang muslim, Budi merasa terluka melihat umat Katolik menjadi korban ideologi yang menyimpang.
"Saya merasa terluka juga. Walau saya seorang muslim, tapi ini merupakan masalah kemanusiaan karena menewaskan orang yang tak berdosa,” kata Budi kepada IDN Times.
Di tengah hiruk-pikuk kepanikan para jamaah, Budi dengan sigap mengantarkan mereka yang butuh pertolongan tanpa mempermasalahkan perbedaan agama.
“Saya tiga kali bolak-balik rumah sakit-gereja. Saya bersama teman saya juga mengantarkan Nathan (salah satu korban bom yang berusia 9 tahun). Pokoknya waktu itu semua yang butuh pertolongan saya bantu,” terangnya seraya mengingat kejadian sekitar tujuh bulan lalu itu.