Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta, dalam deklarasi Prabowo Subianto sebagai Capres 2024 (IDN Times/Aryodamar)
Gue juga nanya sama dia "Eh Wil, lu kalau jadi DPRD gini, gue sebagai awam gak tahu nih. lu bisa gak sih gak korupsi?" Kata dia bisa.
Oh gue baru tahu tuh ternyata pejabat itu gak melulu harus aneh-aneh, bisa juga lurus. Akhirnya gue tertarik karena bisa lurus plus pekerjaannya seru. akhirnya gue memutuskan gue mau nyaleg.
Ngobrol sama William (PSI) itu di Injury Time, DCS (Daftar Calon Sementara) sudah keluar. DCS kan bisa direvisi di DCT, (tapi) waktunya cuma dua minggu. Sementara William ini bukan yang punya partai. pasti ada hirarkinya kalau mau masukin orang di DCT, ribet tuh karena musti ada yang digusur. Gue gak yakin William bisa bantu di masa injury time itu.
Jadi kemarin waktu abis ngobrol sama William, mikir-mikir di rumah masuk PSI gak ya. Tapi kalau masuk PSI, bisa gak PSI gusur orang, karena kan sudah ada orang.
Karena butuh cepat, daripada gagal, kan Jadi caleg niatnya bukan mau menang, tapi mau nyoba nyaleg. Ya sudah Gelora saja deh. kebetulan waktu kemarin S2 temenan sama anaknya Anis Matta.
Anaknya Anis Matta yang menjadi caleg?
Gue temenan sama kakaknya. Itu (Yang jadi caleg) adiknya teman gue.
Kalau ini kan anak yang punya partai, pasti bisa dong bantu. Kalau William kan bukan, cuma gue kenal sama William.
Akhirnya minta bantuan sama teman gue ini. "Bantu Gue dong, gue mau nyaleg." Cuma di depan gue terang-terangan ini kan sudah injury time, kalau nyaleg pun cuma tiga empat bulan. Gue gak mungkin menang.
Jadi gue jujur kalau gue gak mau sama sekali turun ke Dapil. Gue cuma mau nyaleg. Cuma mau TikTokan, YouTube-an, sudah. Gue gak bakal punya baliho, gak turun ke dapil.
Karena gue tahu gak bakal menang karena terlalu tipis waktunya.
Akhirnya diterima, syarat itu dibolehin.