Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi oleh Rappler Indonesia

JAKARTA, Indonesia - Tidak ada cerita yang paling memilukan daripada cerita kasih tak sampai. Bagaimana dua insan saling mencintai tapi harus berpisah karena takdir dan kondisi.

Kisah kasih tak sampai tak hanya terjadi di cerita roman atau di film saja. Di kehidupan nyata, pilunya kisah cinta yang tak kesampaian pun banyak terjadi. Beberapa sangat terkenal dan kisahnya selalu dituturkan dari generasi ke generasi.

Berikut lima kisah kasih tak sampai yang kami rangkum dari berbagai sumber.

Chairil Anwar dan Dien Tamaela

Untuk penggemar puisi karya penyair Chairil Anwar, nama Dien Tamaela tentu tak asing lagi. Nama gadis kelahiran Palembang, 27 Desember 1923 dari pasangan dr. Lodwijk Tamaela dan Mien Jacomina Pattirajawane ini memang sempat tercantum di salah satu karya puisi Chairil berjudul Cerita untuk Dien Tamaela.

Kisah kedekatan Chairil dan Dien memang tidak banyak terungkap. Namun dari kesaksian para sahabat, keduanya memang sangat dekat. Salah satu keluarga Dien pun menyebut bahwa Dien dan Chairil memang pernah berpacaran.

Kelihaian Dien memainkan piano menjadi salah satu daya tariknya, selain wajahnya yang cantik. Penampilan Dien berbeda jauh dengan Chairil yang selalu terlihat "urakan", kurus dan berantakan. Kabarnya, ini yang menyebabkan orang tua Dien tidak menyukai Chairil.

Ketidaksukaan itu dirasakan Chairil setiap kali ia menyambangi rumah keluarga Dien di Jakarta dan Yogyakarta. Ditambah lagi, Chairil dan Dien memang berbeda agama. Karena itulah, Chairil mencurahkan isi hatinya lewat puisi Cerita untuk Dien Tamaela.

Sayang, cinta keduanya tidak pernah bersatu. Chairil menikahi Hapsah Wiriaredja, perempuan asal Sukabumi pada 6 September 1946 dan bercerai dua tahun kemudian. Mereka dikaruniai satu putri bernama Evawani.

Dien meninggal muda pada usia 24 tahun (8 Agustus 1948) karena penyakit TBC yang dideritanya. Setahun setelahnya, Chairil meninggal dunia di usia 26 tahun, tepatnya 28 April 1949 juga karena penyakit TBC.

Widodo Suwardjo dan Widari Soewahyo

Editorial Team

Tonton lebih seru di