Oleh Tarida Angelina
JAKARTA, Indonesia —Tidak pernah terlintas di pikiran Ali ketika mengetahui istrinya, Mimin Mintarsih (44) harus pergi meninggalkan dirinya dan anak-anaknya. Mimin adalah salah satu dari rombongan anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang menjadi korban kecelakaan di Tanjakan Kampung Cicenang, Subang pada Sabtu, 10 Februari lalu. Kecelakaan yang terjadi menyebabkan 26 orang meninggal dunia, 10 orang mengalami luka ringan, dan 8 orang mengalami luka berat.
Semasa hidupnya, Mimin dikenal sebagai orang yang supel dan mudah bergaul, itulah mengapa almarhumah dikenal sangat aktif dalam pengajian, PKK, serta ikut mengurus musala di daerah Kampung Legoso, Kelurahan Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan, seperti yang dituturkan Ali saat menerima Rappler di kediamannya di Jalan Lurah Disah, Gang Kubur, Kampung Legoso, Senin, 12 Februari.
Karena keaktifannya itu pula, Ali tidak menolak ketika Mimin berencana hendak ke Lembang bersama anggota KSP. Hanya saja, Ali ingat, di hari keberangkatan ia tidak mengantar sampai ke dalam bus.
“Biasanya kalau mau pergi, saya tungguin sampai mobil mau berangkat, saya baru turun. Kemarin itulah yang jadi ingatan saya, saya ikut menunggu tapi saya tidak mengantar sampai dalam mobil jadi saya tidak tahu almarhumah duduk di mana. Ketika saya melambaikan tangan, ya saya tidak tahu dia di mana,” ujar Ali dengan mata berkaca-kaca.
Firasat juga tidak dirasakan sama sekali oleh Ali. Ia hanya ingat, sebelum berangkat almarhumah membangunkan anak-anaknya dan berpesan untuk berhati-hati dalam berkendara. “Dia bilang ,'Ibu mau berangkat, Dek. Hati-hati ya kalau mau bawa motor.'”
Ali mengaku, sosok almarhum sangat ramah dan dikenal jarang marah baik kepada suami dan anak-anaknya. Almarhumah yang akan berulang tahun pada tanggal 14 Februari ini juga dikenal menyukai makanan dan suka berbagi.
Tidak lupa setiap almarhumah membeli makanan, ia selalu memastikan untuk keluarganya makan bersama-sama.