Ilustrasi prajurit muslim (Meta AI/Rochmanudin)
Perang Uhud sebagai balas dendam kekalahan kaum Quraisy akhirnya meletus. Mush'ab dipercaya Rasulullah SAW memegang bendera perang. Perang Uhud berlangsung sengit dan kaum muslimin menerima kekalahan karena tak mematuhi perintah Rasulullah SAW.
Pasukan pemanah kaum muslimin turun dari bukit mengambil harta perang yang ditinggalkan musuh, hingga pasukan berkuda kaum Quraisy kembali menyerang kaum muslimin yang sedang lengah. Ketika Nabi Muhammad SAW tengah menjadi incaran kaum Quraisy, Mush'ab maju melindungi Rasulullah. Dia bertempur seorang diri.
Ibnu Qami'ah dengan berkuda mendatangi Mush'ab dan menebas tangan kanannya. Tangan kiri Mush'ab tetap memegang bendera perang kaum muslimin. Tapi musuh kembali mendatangi Mush'ab hingga menebas tangan kirinya. Mush'ab tetap mempertahankan dan mendekap bendera dengan kedua pangkal lengannya yang sudah terputus, seraya berseru, "Muhammad itu tiada lain seorang utusan, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa utusan."
Musuh kembali menyerang Mush'ab dengan tombak hingga patah. Ia kembali berseru dengan kalimat yang sama kepada musuh, sambil mendekap bendera perang. Mush'ab akhirnya gugur hingga bendera pun terjatuh.
Rasulullah kembali mendatangi jenazah Mush'ab dan mujahid lainnya, usai musuh meninggalkan mereka. Air mata Rasulullah mengucur deras. Selain Mush'ab, paman Rasulullah, Hamzah, juga turut menjadi suhada dalam perang ini, yang jasadnya dipotong-potong oleh kaum musyrikin. Rasulullah terguncang dengan kesedihan mendalam.
Di depan jenazah Mush'ab, Rasulullah membacakan ayat suci Al Quran:
"Dan di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menapati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah." (Al-Ahzab : 23)
Sambil menutupi jenazah Mush'ab bin Umair, Rasulullah bersabda:
"Ketika di Makkah dulu, tidak ada seorang pun yang aku lihat yang halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripada dirimu. Namun, sekarang engkau (gugur) dengan rambutmu yang kusut masai dan hanya dibalut sehelai kain."