Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Riyanto /istimewa

Jakarta, IDN Times - Saat itu malam Natal, tepatnya 24 Desember 2000. Jemaat Gereja Ebenhaezer Mojokerto, Jawa Timur, sedang khusuk menjalankan ibadah misa.

Maraknya aksi teror bom kala itu membuat Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor menginstruksikan jajarannya membantu polisi menjaga dan mengamankan perayaan Natal umat Kristiani.

Riyanto bersama empat temannya yang juga merupakan anggota Banser satuan koordinasi cabang Kabupaten Mojokerto bertugas menjaga Gereja Ebenhaezer.

1. Riyanto mendapatkan informasi ada bungkusan mencurigakan dalam gereja

Ilustrasi Banser. IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Pukul 20.30, saat umat Kristiani masih beribadah dengan hikmat, tiba-tiba Riyanto mendapatkan informasi di pintu masuk gereja ada sebuah bungkusan yang mencurigakan.

Riyanto bergegas mengecek bungkusan yang tergeletak di dalam gereja tersebut. Tanpa ragu, Riyanto membuka bungkusan tersebut. Ternyata terdapat kabel yang terhubung yang memercikkan api. Ternyata, bungkusan tersebut adalah bom.

2. Bom meledak dalam dekapan Riyanto

Editorial Team

Tonton lebih seru di