Kisah Sukarno dan 7 Penjara Tempat Pengasingannya

Jakarta, IDN Times - Presiden pertama Republik Indonesia Ir Sukarno, dikenal dengan julukan Bapak Proklamator. Semasa hidupnya, demi memperjuangkan kemerdekaan RI, Bung Karno, demikian ia disapa, harus menerima kenyataan berpindah dari satu tempat pengasingan ke tempat pengasingan lainnya.
Pemerintah Hindia Belanda tak ingin membiarkan ia bebas bergerak, melawan pemerintahan Belanda. Lantas, di mana saja Bung Karno diasingkan? Berikut tempat-tempat pengasingan Sukarno pada masa penjajahan, yang dirangkum IDN Times dari berbagai sumber.
1. Lapas Banceuy
Dilansir dari jabar.kemenkumham.go.id, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Banceuy dibangun oleh arsitek Belanda pada 1877. Lapas ini terletak di Jalan Banceuy No. 8 Kota Bandung. Penjara Banceuy yang dibangun Pemerintah Belanda ini awalnya untuk tahanan politik tingkat rendah dan kriminal.
Di penjara ini ada 2 macam sel, yaitu sel untuk tahanan politik di lantai atas dan sel untuk tahanan rakyat jelata di lantai bawah. Sukarno pernah mendekam di penjara ini. Ia menempati sel nomor 5 yang hanya berukuran 2,5 x 1,5 meter dan berisi kasur lipat juga toilet nonpermanen.
Pada 29 Desember 1929, Sukarno bersama 3 rekan dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI), Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja ditangkap di Yogyakarta. Ia kemudian dijebloskan ke penjara Banceuy selama lebih kurang 8 bulan.
Untuk membela dirinya, Sukarno menyusun pledoi yang sangat terkenal dengan judul Indonesia Menggugat. Pledoi ini dibacakan di sidang pengadilan yang digelar di Gedung Landraad, yang kini menjadi Gedung Indonesia Menggugat di Jalan Perintis Kemerdekaan (dahulu Jalan Gereja) Bandung, setelah sebelumnya sempat menjadi kantor Badan Metrologi.