Peter F Gontha (Facebook.com/Peter F Gontha)
Lebih lanjut, Peter mengatakan, setelah Anies menunaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2022, Surya Paloh dengan langkah taktis mengumumkan bakal calon presiden (capres) yang resmi diusung Partai NasDem.
Langkah tersebut, kata Peter, diambil Surya Paloh untuk menyelamatkan Anies dari incaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan rasuah penyelenggaraan Formula E 2022 di DKI Jakarta.
"Mengapa langkah taktis? Ini juga cara Surya Paloh menyelamatkan Anies dari incaran KPK yang sudah mulai mendapat angin. Ibarat seorang pengelana di tengah hutan yang menyadari ada seekor serigala datang mendekat, ia segera menyalakan api unggun dan membuat serigala terpaksa urung menerkamnya," tutur dia.
Eks Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ini tak memungkiri deklarasi pencapresan Anies menimbulkan kontroversi, terutama di kalangan
partai koalisi pemerintah. Mereka menganggap Surya Paloh berkhianat kepada pemerintahan Jokowi.
Padahal, Peter menegaskan, Surya Paloh sama sekali tidak mengkhianati Jokowi. Hal itu ditegaskan Surya di depan umum bahwa NasDem dan dirinya tetap loyal kepada pemerintahan Jokowi.
"Namun ia mengatakan demi kebaikan bangsa di masa depan, kita memerlukan pemimpin baru, toh Jokowi sudah dua kali menjadi presiden, jumlah maksimum yang diizinkan Undang-Undang Dasar kita," imbuh Peter.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.