Laskar FPI (Dok. Lembaga Informasi Front)
Tata mengikuti TWK pada 9 Maret 2021 di Badan Kepegawaian Negara (BKN). Saat tes ia diminta meninggalkan semua barang, termasuk jam tangan dan hanya diizinkan membawa alat tulis kartu peserta tes.
Ada berbagai tes yang diikuti olehnya. Pertama adalah tiga modul seputar pertanyaan setuju atau tidak hingga pertanyaan dengan jawaban skala 1-5.
"Kurang lebih itu yang saya ingat. Jumlah soal mungkin mencapai 200-an," jelasnya.
Kemudian, ia menjelaskan beberapa pertanyaan yang diajukan saat tes, seperti:
- Semua orang Tiongkok sama saja. Setuju atau tidak?
- Agama adalah hasil pemikiran manusia. Setuju atau tidak?
- Kulit berwarna tak pantas jadi atasan kulit putih. Setuju atau tidak?
- UU ITE dapat mengancam kebebasan berpendapat. Setuju atau tidak?
Ia menilai pertanyaan semua orang Tiongkok itu sama adalah pernyataan ambigu, karena tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan kata sama.
"Apakah yang dimaksud sama itu adalah kulitnya, mukanya, kayanya, baiknya, atau jahatnya? Kalau itu yang dimaksud, maka apakah pilihan tidak setuju bisa dianggap berwawasan kebangsaan?" ujarnya.
"Lantas, apakah yang dimaksud sama itu adalah sama kedudukannya di muka hukum? Kalau begitu, apakah jawaban setuju bisa dianggap penjawab memiliki wawasan kebangsaan?" sambung Tata.
Kemudian, para peserta tes diminta memberi pandangan pada 11 pertanyaan esai mulai dari yang ringan sampai serius. Mulai dari prestasi bekerja hingga soal Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Thahir Indonesia (HTI), hingga komunisme.
Setelah selesai, Tata diminta tanda tangan pernyataan bahwa jawaban yang ia tulis adalah pernyataan benar dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Awalnya saya mengira kalau esai tersebut adalah yang akan menjadi bahan untuk sesi wawancara dan dijelaskan pula dalam sosialisasi wawancara adalah pendalaman topik pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," jelasnya.
Pada 17 Maret, ia mendapat e-mail untuk mengikuti tes wawancara oleh BKN pada 25 Maret 2021 pukul 13.00 WIB selama satu jam. Ada sejumlah hal yang ditanya seperti:
- Apakah mengucapkan hari raya agama lain? Kalau diminta datang ke acara agama lain bagaimana?
- Kalau ada eks tahanan politik duduk di jabatan strategis bagaimana?
- Apa sudah menikah?
- Pacaran berapa kali? Kalau pacaran ngapain aja?